1
1

Tarif Reasuransi Bencana Properti Diramal Stabil di 2025

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Dengan meningkatnya permintaan dan pasokan untuk cakupan reasuransi, para reasuradur dari Bermuda memproyeksikan tarif reasuransi bencana properti akan tetap stabil atau mengalami penurunan risiko yang disesuaikan dalam kisaran satu digit untuk pembaruan per 1 Januari 2025. Proyeksi ini diungkapkan oleh analis dari KBW.

|Baca juga: Ternyata Ini 5 Keuntungan Jika Punya Tabungan Mata Uang Asing

|Baca juga: Neraca Keuangan Allianz Semakin Kokoh Usai Aksi Merger

Dalam pertemuan terbaru dengan 20 perusahaan pada acara 2024 Reinsurance Rendezvous, KBW mencatat, meskipun reasuradur mengantisipasi penurunan tarif yang disesuaikan dengan risiko secara moderat, para broker memperkirakan penurunan antara 5-10 persen. Rata-rata proyeksi KBW menunjukkan penurunan sekitar lima persen.

Tren kenaikan tarif properti primer yang signifikan, yang kini mulai melambat atau bahkan berbalik arah, juga meningkatkan minat reasuradur terhadap bisnis properti proporsional.

|Baca juga: 6 Cara Jitu Mengelola Rekening Bulanan untuk Anak Muda, Wajib Baca!

|Baca juga: 6 Cara Jitu Memilih Rekening Tabungan Demi Dapat Manfaat Maksimal

Dilansir dari laman Reinsurance News, Jumat, 20 September 2024, meskipun penurunan tarif tahunan diperkirakan moderat, namun para reasuradur menilai reasuransi bencana properti di Amerika Serikat tetap bernilai baik, berkat perbaikan rasio nilai terhadap asuransi.

Sebaliknya, tarif reasuransi properti di Eropa, yang baru-baru ini mengalami kerugian akibat banjir besar dan hujan es, diperkirakan sedikit meningkat untuk pembaruan per 1 Januari 2025. Namun, Eropa dipandang pasar yang kurang berisiko daripada wilayah Tenggara AS, yang tetap menjadi area berisiko tertinggi untuk bencana, menurut para analis.

|Baca juga: 3 Alternatif Investasi Amankan Keuangan di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

Selama 18 bulan terakhir, industri reasuransi telah memperluas modal dan kapasitasnya berkat pendapatan yang kuat dan suku bunga yang stabil atau menurun. Meskipun arus modal baru terbatas, namun sebagian besar akibat hasil underwriting yang buruk di masa lalu (2017-2022) dan kekhawatiran tentang perubahan iklim, kondisi pasar tetap menguntungkan.

Analis juga mencatat obligasi bencana, yang semakin berkembang dalam ruang sekuritas terkait asuransi (ILS), menarik investasi berkat kinerja yang kuat. Laba ditahan dianggap sebagai sumber kapasitas yang lebih stabil dibandingkan dengan reasuradur baru.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post India Tebar Asuransi Kesehatan Gratis untuk Lansia 70 Tahun ke Atas
Next Post MAMI: Peluang Cuan dari Pasar Obligasi di Siklus Pemangkasan Suku Bunga

Member Login

or