Media Asuransi, GLOBAL – Laporan Cyber Threats to the Financial Services Industry dari QBE menyebutkan serangan siber berbasis pemerasan terus menjadi ancaman signifikan bagi sektor jasa keuangan. Industri tersebut menjadi yang keempat paling banyak diserang pada 2023.
Australia mengalami pelanggaran data yang melibatkan perusahaan-perusahaan besar, termasuk di sektor keuangan dan asuransi. Meskipun upaya untuk memperkuat ketahanan industri kritis telah dilakukan, namun perusahaan di Australia dan Selandia Baru masih dianggap lebih rentan oleh pelaku ancaman daripada perusahaan besar di Eropa atau Amerika Utara.
Melansir Insurance Asia, Kamis, 22 Agustus 2024, ketegangan geopolitik, terutama terkait ambisi China terhadap Taiwan juga memicu peningkatan signifikan serangan spionase yang menargetkan organisasi di Taiwan, Asia, dan Amerika Serikat.
Meskipun pelaku ancaman dari China biasanya lebih fokus pada sektor pemerintah dan teknologi, jasa keuangan tetap menjadi sektor kritis yang dapat menarik minat mereka saat berupaya membangun kehadiran di area ini.
|Baca juga: PKPU Indofarma (INAF) Telah Berakhir, Ini yang Akan Dilakukan Manajemen
Namun, Amerika Serikat menjadi negara yang paling terdampak menurut situs kebocoran ransomware. Pelaku ransomware sangat cepat mengeksploitasi kerentanan dalam perangkat lunak yang banyak digunakan, seringkali sebelum atau sesaat setelah kerentanan tersebut terungkap.
Keterhubungan yang erat dalam sektor keuangan memperbesar risiko serangan rantai pasokan yang dapat menyebabkan gangguan luas.
Phishing dan pencurian kredensial terus menjadi metode utama untuk mendapatkan akses tidak sah ke jaringan perusahaan di berbagai sektor, termasuk jasa keuangan. Ancaman dari ransomware, baik dengan menggunakan malware maupun ancaman membocorkan data yang dicuri, tetap tinggi karena efektivitasnya bagi pelaku yang termotivasi secara finansial.
|Baca juga: Surge Akan Terbitkan Saham Baru 4,72 Miliar, 4 Investor Jadi Pembeli Siaga
Ekosistem kriminal telah berkembang, menawarkan berbagai metode bagi pelaku ancaman untuk mengakses jaringan perusahaan, mulai dari mengeksploitasi kerentanan perangkat lunak, phishing, hingga membeli kredensial dan akses jarak jauh di forum dark web.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News