1
1

Warga Australia Pilih Cara Ini Demi Hindari Ledakan Premi Asuransi

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Sebanyak 16 persen warga Australia berencana menghentikan polis asuransi mereka menyusul kenaikan premi sebesar 3,73 persen yang akan berlaku mulai 1 April 2025. Kenaikan ini menjadi yang tertinggi dalam tujuh tahun terakhir.

Melansir Insurance Asia, Selasa, 4 Maret 2025, berdasarkan survei Finder terhadap 1.012 responden, angka tersebut setara dengan sekitar 3,3 juta orang. Selain itu, sebanyak 16 persen lainnya mempertimbangkan untuk beralih ke penyedia asuransi lain jika menemukan penawaran yang lebih baik.

|Baca juga: Jasindo Hadirkan Proteksi Mudik Lebaran untuk Perjalanan Lebih Aman

|Baca juga: Komisaris Independen Link Net Mengundurkan Diri

Di sisi lain, 41 persen responden menyatakan tetap bertahan dengan penyedia asuransi mereka saat ini. Saat ini, sekitar 22 persen populasi Australia —atau sekitar 4,6 juta orang— tidak memiliki asuransi kesehatan swasta.

Menurut pakar asuransi kesehatan Finder, Tim Bennett, lonjakan biaya hidup menjadi alasan utama banyak orang mempertimbangkan untuk membatalkan polis mereka. Ia menyarankan agar pemegang polis menyesuaikan cakupan manfaat ketimbang membatalkan perlindungan sepenuhnya.

Kenaikan premi akan membuat biaya rata-rata asuransi kesehatan kategori menengah naik dari A$154 menjadi A$160 per bulan, atau bertambah sekitar A$72 per tahun. Kelompok usia muda menjadi yang paling berpotensi meninggalkan asuransi, dengan 25 persen dari generasi Z dan 20 persen dari generasi Y berencana membatalkan polis mereka sebelum akhir tahun.

|Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Turun, Target 8% Sulit Tercapai?

|Baca juga: Deretan Asuransi Unik dan Tidak Terduga dari Selebritas Papan Atas Part 1

Bennett mengimbau pemegang polis untuk segera mengevaluasi opsi yang ada, seperti menurunkan cakupan manfaat, meningkatkan jumlah ekses, atau membayar premi setahun penuh guna menghindari kenaikan tarif.

Ia memperingatkan meski pembatalan polis bisa menghemat biaya dalam jangka pendek, namun hal ini berisiko meningkatkan pengeluaran pribadi dan memperpanjang waktu tunggu untuk layanan medis di masa depan.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post 24 Perusahaan Asuransi Jiwa Berhasil Raih Unitlink Award 2025
Next Post Adopsi Kecerdasan Buatan Munculkan Ancaman Baru untuk Industri Asuransi, Apa Itu?

Member Login

or