Media Asuransi, JAKARTA – Sebagai pekerja, kamu pasti pernah menghadapi tumpukan tugas yang datang bersamaan. Misalnya, saat mengejar deadline laporan, kamu juga harus ikut rapat, menangani komplain pelanggan, atau menyelesaikan proposal proyek baru. Situasi seperti ini sering membuatmu tergoda untuk multitasking.
Banyak yang mengira multitasking efektif untuk menyelesaikan banyak pekerjaan sekaligus. Padahal, gangguan saat multitasking justru membuat pekerjaan selesai lebih lama. Menurut Gloria Mark dalam Company of One, butuh 23 menit lebih untuk kembali fokus setelah terganggu. Oleh karena itu, single tasking lebih bermanfaat.
|Baca juga: Mencermati Putusan MK No. 83/PUU-XXII-2024 Uji Materi Pasal 251 KUHD
|Baca juga: Terhimpit Masalah, 3 Emiten Ini Resmi Dibebaskan Pelaporan dan Pengumuman dari OJK
Mengutip laman resmi Tugu Insurance, Senin, 27 Januari 2025, mari mengenali manfaatnya:
Single tasking membantu menghemat energi
Tindakan multitasking dapat menguras energi otak. Pasalnya, otak dipaksa untuk berbagi fokus pada banyak tugas secara bersamaan. Padahal, ketika bekerja, otak akan memberikan perhatian penuh pada setiap tugas yang ada. Oleh karena itu, bekerja secara single tasking lebih baik untuk dilakukan.
Single tasking dapat meningkatkan komitmen
Menjalani single tasking akan menempa komitmen. Ketika mengerjakan pekerjaan secara single tasking, kamu dipaksa berdiri teguh pada pilihanmu. Dengan hanya melakukan satu tugas dalam satu waktu, kamu akan lebih berkomitmen untuk mengerjakannya secara sungguh-sungguh. Kebiasaan single tasking akan melatih otak untuk fokus pada apa yang ada di depan, bukan pada hal-hal lainnya. Maka, kebiasaan single tasking ini akan menciptakan pola perilaku tertentu di otak yang membuatmu terbiasa untuk mengerjakan sesuatu dengan serius hingga selesai.
Single tasking melatih melawan distraksi
Apakah perhatianmu mudah teralih oleh hal-hal kecil di sekitarmu? Mulai dari notifikasi pesan masuk di ponsel, obrolan teman kerja di dekatmu, atau kejadian-kejadian kecil yang terlihat olehmu ketika kamu sedang bekerja. Jika begitu, maka mulailah membiasakan diri mengerjakan sesuatu secara single tasking. Dengan membiasakan diri melakukan single tasking, kamu akan lebih mampu menghalau setiap distraksi. Ibaratnya, sudah memiliki tembok tebal untuk menghalangi distraksi yang datang mengganggu konsentrasi.
|Baca juga: Indonesia Resmi Jadi Anggota BRICS, Ternyata Ini Keuntungannya!
|Baca juga: Premi Asuransi per November 2024 Naik 2,2%
Single tasking membuat lebih produktif bekerja
Terlalu sering membagi fokus pada beberapa tugas itu bisa membuatmu mudah stres dan cenderung lebih rentan melakukan kesalahan. Akibatnya, hasil pekerjaan yang diberikan pun menjadi kurang maksimal. Sebaliknya, single tasking akan menghemat energi, sehingga kamu masih memiliki tenaga yang cukup untuk menyelesaikan tugas lain setelah satu tugas selesai. Artinya, dengan single tasking kamu dapat menjadi pribadi yang lebih teliti dan produktif dalam bekerja.
Single tasking membuat pikiran lebih tenang
Manfaat berikutnya dari single tasking, yaitu dapat membuat pikiran dan tubuh jadi lebih tenang. Keputusan untuk memilih satu tugas untuk diselesaikan membuatmu tidak terbebani oleh antrean tugas. Kamu tidak perlu tergesa-gesa mengerjakan tugas yang pada akhirnya tidak dapat kamu selesaikan dengan maksimal dan hasilnya pun tidak sesuai harapan. Bagaimanapun, pikiran yang lebih tenang juga akan mengantarmu pada hasil kerja yang lebih memuaskan.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News