Media Asuransi, JAKARTA – Di tengah perkembangan teknologi yang pesat, konsep kerja cerdas semakin menjadi sorotan sebagai pendekatan yang lebih relevan dibandingkan dengan kerja keras dalam mencapai kesuksesan. Kerja cerdas dinilai mampu mengimbangi kemajuan teknologi dan membantu seseorang bekerja lebih efektif.
Dilansir dari laman Tugu Insurance, Senin, 27 Januari 2025, kerja cerdas berbeda dengan kerja keras yang selama ini dikenal. Jika kerja keras menuntut pengorbanan banyak energi dan waktu, kerja cerdas menekankan pada efisiensi dan pengelolaan waktu yang optimal.
|Baca juga: Mencermati Putusan MK No. 83/PUU-XXII-2024 Uji Materi Pasal 251 KUHD
Seseorang yang bekerja cerdas mampu menyusun prioritas tugas, menggunakan strategi kreatif, dan memanfaatkan kerja tim untuk hasil yang lebih baik tanpa mengorbankan kualitas pekerjaan. Perbedaan mencolok antara kerja keras dan kerja cerdas terlihat dari dampaknya pada kehidupan pribadi.
Orang yang terbiasa bekerja keras cenderung menjadi workaholic dan kehilangan keseimbangan antara pekerjaan dengan kehidupan pribadi. Sebaliknya, kerja cerdas memungkinkan seseorang menyelesaikan tugas dengan efisien tanpa harus mengorbankan waktu istirahat, keluarga, atau kehidupan sosial.
|Baca juga: Indonesia Resmi Jadi Anggota BRICS, Ternyata Ini Keuntungannya!
Kerja cerdas menawarkan berbagai dampak positif. Di antaranya usaha minimal dengan hasil maksimal, minimnya kemungkinan lembur karena pengelolaan waktu yang baik, dan fleksibilitas dalam menjalankan pekerjaan sesuai kenyamanan pribadi. Selain itu, konsep ini diklaim meningkatkan kesehatan mental dengan mengurangi potensi stres akibat beban kerja berlebih.
|Baca juga: Begini Respons Bos AAUI tentang Putusan MK soal Pasal 251 KUHD
Seiring dengan perkembangan zaman, kerja cerdas menjadi solusi yang semakin dibutuhkan agar seseorang dapat tetap produktif dan mampu bersaing di era teknologi yang serba cepat.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News