1
1

India, Jepang, dan Australia Pikat Minat Investasi Pemodal Global

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Aktivitas transaksi di kawasan Asia Pasifik (APAC) mengalami penurunan 6,8% dari tahun ke tahun (YoY) selama Januari hingga September (Q1-Q3) 2024, dengan merger & akuisisi, ekuitas swasta, dan pembiayaan ventura menghadapi tantangan dari ketidakpastian ekonomi dan ketegangan geopolitik.

Namun, menurut GlobalData, APAC menunjukkan ketahanan dibandingkan dengan pasar global, dengan negara-negara seperti India, Jepang, dan Australia melawan tren dan menunjukkan pertumbuhan dalam volume transaksi.

Analisis Basis Data Transaksi GlobalData mengungkapkan bahwa total 10.551 transaksi diumumkan di APAC selama Q1-Q3 2024 dibandingkan dengan 11.317 transaksi yang diumumkan selama periode yang sama di tahun sebelumnya.

|Baca juga: CEO Asuransi Ramal Butuh 5 Tahun untuk Dapatkan Cuan dari Investasi AI

Jumlah transaksi M&A, ekuitas swasta, dan pembiayaan ventura mencatat penurunan YoY masing-masing sebesar 3,1%, 20,7%, dan 10,2% selama periode peninjauan.

Aurojyoti Bose, Analis Utama di GlobalData, menjelaskan sejalan dengan tren global, APAC juga mengalami penurunan aktivitas transaksi di tengah ketidakpastian ekonomi, perang yang sedang berlangsung, dan ketegangan geopolitik.

“Namun, perlu dicatat bahwa APAC menunjukkan ketahanan relatif dibandingkan dengan kawasan lain dan meskipun terjadi penurunan, penurunan tersebut merupakan yang paling rendah di antara semua kawasan,” katanya dalam riset dikutip, Sabtu, 19 Oktober 2024.

Misalnya, kawasan Amerika Utara, Eropa, Timur Tengah dan Afrika, serta Amerika Selatan dan Tengah mengalami penurunan volume transaksi masing-masing sebesar 16%, 13,6%, 7,6%, dan 22,3% YoY selama Q1-Q3 2024.

|Baca juga: Konflik Timur Tengah Kian Mendidih, Bagaimana Kondisi Emas Global?

Bose menambahkan meskipun aktivitas transaksi di seluruh kawasan APAC menunjukkan gambaran yang bervariasi, sebagian besar penurunan terkonsentrasi di China. Sebaliknya, pasar utama seperti India, Jepang, dan Australia menunjukkan momentum positif, yang menyoroti ketahanan mereka di tengah tantangan ekonomi yang lebih luas.

China mengalami penurunan 22,8% YoY dalam jumlah transaksi yang diumumkan selama Q1-Q3 2024 dibandingkan dengan Q1-Q3 2023. Pasar lain seperti Korea Selatan, Singapura, Malaysia, Hong Kong, Indonesia, dan Selandia Baru mengalami penurunan volume transaksi masing-masing sebesar 1,2%, 19,1%, 14,4%, 16%, 34,2%, dan 4,7%. Sementara itu, India, Jepang, dan Australia mengalami pertumbuhan volume transaksi masing-masing sebesar 9,6%, 16,2%, dan 2,2%.

Bose menyimpulkan pertumbuhan yang terlihat di India, Jepang, dan Australia mencerminkan pergeseran strategis dalam fokus investor pada pasar dengan fundamental dan prospek pertumbuhan yang kuat.

“Pasar-pasar ini terus menawarkan peluang yang menarik, dan kemampuan mereka untuk melawan tren global memperkuat pentingnya pendekatan yang beragam dalam investasi modal ventura dan ekuitas swasta di kawasan tersebut.”

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Terra Wellness Eatery Hadirkan Hidangan Sehat dan Lezat di Senopati
Next Post Premi Asuransi Properti Jepang Diramal Tembus US$26,5 Miliar

Member Login

or