Media Asuransi, JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendukung pengelolaan minyak jelantah dengan memastikan ketertelusuran asal-usul (point of origin traceability).
Pasalnya, minyak jelantah yang digunakan untuk bahan baku industri green fuel atau dekarbonisasi dengan cara menggantikan bahan bakar fosil dengan sumber daya terbarukan. haruslah betul-betul berasal dari titik produksi minyak jelantah, bukan berasal dari campuran minyak segar, minyak lain, maupun dari sumber yang ilegal.
“Minyak jelantah yang mempunyai ketertelusuran asal usul (point-of-origin traceability) sangat diminati oleh industri green fuel dan menjadi standar baru penerimaan minyak jelantah di Uni Eropa dan Amerika Serikat,” ujar Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, saat melepas ekspor perdana minyak jelantah tertelusur di Jakarta, Kamis, 21 September 2023.
|Baca juga: Harga Minyak Mentah WTI dan Batu Bara Newcastle Diperkirakan Cenderung Menguat
Putu menjelaskan, green fuel yang dihasilkan dari minyak jelantah yang tertelusur (well-traceable) mempunyai net carbon emission index sangat rendah sebagai hasil implementasi prinsip ekonomi sirkular, yaitu from waste to energy.
“Ekspor minyak jelantah merupakan solusi sementara atas permasalahan limbah pangan dalam negeri sehingga terhindar dari pencampuran dengan minyak pangan yang dapat merugikan kesehatan masyarakat. Di sisi lain, kami terus mendukung pengembangan industri green fuel di Indonesia, sehingga bahan baku minyak jelantah dapat diserap dan dimanfaatkan di dalam negeri,” tegas Putu.
Pada pelaksanaan Hannover Messe 2023, Asosiasi Eksportir Minyak Jelantah Indonesia (AEMJI) memperkenalkan Sistem Informasi Minyak Jelantah (SIMIJEL) yang dikembangkan bersama salah satu perusahaan teknologi informasi asli Indonesia.
SIMIJEL merupakan platform digital berbasis data geotag location untuk menjamin ketertelusuran atas rantai pasok pengumpulan minyak jelantah yang memungkinkan untuk disinkronisasikan dengan platform digital dari pihak buyer ekspor minyak jelantah.
Putu menyampaikan, implementasi SIMIJEL dalam perekaman data rantai pasok minyak jelantah sangat relevan dengan program digitalisasi proses produksi dan rantai pasok pada sektor industri agro sesuai Peta Jalan Making Indonesia 4.0. Muh Fajrul Falah
editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News