Media Asuransi, JAKARTA – Kondisi manufaktur Indonesia kembali bertumbuh pada bulan Desember 2024, didukung oleh kenaikan volume produksi dan pesanan baru.
Di tengah laporan kondisi permintaan yang lebih baik, optimisme tentang masa mendatang juga berlanjut dan perusahaan merekrut staf tambahan, serta menaikkan aktivitas pembelian mereka. Pembangunan inventaris juga bukti bahwa perusahaan bersiap untuk bertumbuh pada tahun mendatang.
Sementara itu, dolar AS dilaporkan menguat menyebabkan harga barang impor naik. Meski perusahaan berusaha melindungi margin dengan menaikkan harga selama tiga bulan berturut-turut.
Headline Purchasing Manager’s Index™ (PMI) Manufaktur Indonesia dari S&P Global kembali bergerak di atas tidak ada perubahan 50,0 pada bulan Desember menunjukkan pertumbuhan sektor untuk pertama kali sejak bulan Juni 2024. Dengan memperhitungkan faktor berkala, PMI naik menjadi 51,2 dari 49,6 pada bulan November. Angka PMI terkini merupakan yang tertinggi sejak bulan Mei 2024.
|Baca juga: Manufaktur ASEAN Tunjukkan Perbaikan pada November 2024
Kenaikan PMI kali ini didukung oleh kenaikan output dan permintaan baru secara bersamaan. Produksi naik pada tingkat sedang secara keseluruhan namun pada laju lebih cepat dari bulan November. Untuk pekerjaan baru, data terkini menandai pertumbuhan pertama yang tercatat dalam enam bulan.
Permintaan pasar secara umum dilaporkan menguat, baik di dalam maupun luar negeri. Tentu volume penjualan ekspor baru naik (meski marginal) untuk pertama kali hanya dalam waktu kurang dari satu tahun. Perusahaan membantu memenuhi kebutuhan kenaikan produksi dan permintaan baru dengan meningkatkan aktivitas pembelian selama dua bulan berturut-turut.
Pertumbuhan yang solid dan yang terbaik sejak bulan Mei tidak hanya berguna untuk mendukung kebutuhan saat ini tetapi juga untuk membangun stok. Inventaris input naik pada tingkat sedang selama dua bulan berjalan pada bulan Desember, dengan perusahaan mencatat proyeksi positif untuk output dan permintaan baru pada bulan mendatang.
|Baca juga: Gawat! Operasional Manufaktur Indonesia Terus Melemah
Faktor yang sama menjelaskan kenaikan yang setara pada inventaris barang jadi, dengan perusahaan mencatat optimisme terhadap tahun mendatang. Sebagian besar perusahaan mengantisipasi kenaikan produksi pada tahun mendatang. Prakiraan dengan kondisi makro ekonomi yang lebih stabil yang ditandai oleh kenaikan pendapatan dan kekuatan membeli yang lebih besar pada pihak klien.
Tingkat susunan staf juga terhambat pada bulan Desember, menandai kenaikan pertama pada tingkat susunan staf selama tiga bulan. Namun, pertumbuhan hanya pada kisaran kecil dan berarti bahwa tingkat pekerjaan yang belum terselesaikan naik pada tingkat sedang untuk pertama kali sejak bulan Mei 2024. Dari segi harga, inflasi harga input masih tergolong tinggi sejak bulan November.
Meski di bawah rata-rata jangka panjang. Menurut panelis, penguatan dolar AS tercatat menyebabkan kenaikan harga barang impor naik. Juga dilaporkan tentang tekanan pada rantai pasokan, dengan kinerja vendor menurun untuk pertama kali dalam tiga bulan. Perusahaan menanggapi kenaikan biaya input degan menaikkan harga selama tiga bulan berturut-turut. Tingkat inflasi tergolong sedang, tetapi masih tergolong tinggi yang tercatat pada survei sejak bulan Agustus 2024.
|Baca jga: Kesehatan Manufaktur ASEAN masih Stagnan pada Oktober 2024
Paul Smith, Economics Director S&P Global Market Intelligence, mengatakan perekonomian manufaktur Indonesia berakhir pada tahun 2024 dengan catatan positif. Ekspansi untuk pertama kali sejak pertengahan tahun menunjukkan bahwa penjualan dan output naik. Terlebih lagi, besar harapan bahwa tren positif ini akan berlanjut.
“Banyak perusahaan berharap kenaikan produksi pada tahun mendatang karena kondisi makro ekonomi stabil dan kekuatan membeli di antara klien membaik. Sehingga lapangan kerja dan aktivitas pembelian naik,” jelasnya dalam keterangan resmi dikutip, Kamis, 2 Januari 2025.
Akan tetapi, jelas dia, kabar kurang baik datang dari harga dengan tekanan biaya yang sedikit menguat sejak bulan November dan output kembali naik. “Sementara, inflasi secara umum masih dapat ditangani saat ini agar tetap di bawah rata-rata jangka panjang, tren harga tentu saja akan terus diamati pada tahun baru.”
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News