1
1

Kesehatan Manufaktur ASEAN masih Stagnan pada Oktober 2024

Aktifitas di dalam pabrik perakitan kendaraan. | Foto: freepick

Media Asuransi, JAKARTA – S&P Global mencatat kesehatan sektor manufaktur ASEAN tercatat bertahan pada bulan Oktober, meski lagi-lagi hanya membaik pada tingkat marginal.

Kenaikan baru pada output tercatat, setelah penurunan pertama kali dalam tiga tahun pada bulan September. Sementara itu, tren permintaan membaik selama delapan bulan berturut-turut, tetapi pada laju lemah selama periode pertumbuhan saat ini. Lebih lanjut, lapangan kerja terhambat, dan aktivitas pembelian turun untuk pertama kali pada tahun ini.

Headline Purchasing Managers’ Index™ (PMI® ) Manufaktur ASEAN dari S&P Global bertahan di angka 50,5 pada bulan Oktober, tidak berubah dari bulan September, menunjukkan perbaikan gabungan paling lemah pada kondisi manufaktur sejak bulan Februari.

|Baca juga: PMI Manufaktur ASEAN Turun ke Posisi Terendah pada Agustus 2024

Meski tren permintaan menunjukkan tanda-tanda perbaikan pada awal triwulan terakhir, namun juga mengalami penurunan selama tiga bulan berturut-turut, sehingga hanya naik sedikit — terlemah dalam periode delapan bulan saat ini.

Produsen barang di seluruh ASEAN menyesuaikan aktivitas pembelian dan jumlah tenaga kerja mereka, dengan aktivitas pembelian mencatat penurunan untuk pertama kali dalam 12 bulan. Sementara itu, lapangan kerja terhenti setelah naik marginal pada bulan sebelumnya.

Selain itu, sebagaimana telah terjadi sejak bulan Maret, perusahaan manufaktur ASEAN melaporkan kenaikan pada penumpukan pekerjaan, menunjukkan kenaikan tekanan pada kapasitas manufaktur. Namun demikian, perbaikan berkelanjutan pada kondisi permintaan memungkinkan perusahaan untuk menaikkan output mereka pada bulan Oktober. Masing-masing indeks yang disesuaikan secara berkala bergerak ke arah ekspansi setelah tercatat di bawah angka 50 pertama kali dalam tiga tahun pada bulan September.

|Baca juga: Gawat! Sektor Manufaktur Indonesia Terus Terkoreksi

Pada bulan Oktober, manufaktur ASEAN terus mengupayakan mengurangi stok, menurunkan inventaris pra dan pasca produksi masing-masing selama empat dan delapan bulan.

Dari segi harga, tekanan harga berkurang, dengan harga input naik pada laju rendah dalam 15 bulan. Terlebih lagi, perusahaan manufaktur menaikkan harga output pada laju sedang. Meskipun tingkat inflasi menguat dibandingkan pada bulan September, kenaikan tersebut merupakan kenaikan paling lambat dalam empat tahun terakhir dan rendah secara historis.

Melihat ke depan, harapan terkait ouput masih positif di seluruh sektor manufaktur ASEAN. Akan tetapi, proyeksi pertumbuhan menurun karena optimisme juga turun ke posisi terendah dalam empat bulan, melanjutkan tren penurunan harapan dibandingkan rata-rata historis sejak bulan November 2022.

|Baca juga: Indonesia Sukses Pertahankan Pertumbuhan Manufaktur Ekspansif saat Ekonomi Global Melambat

Menanggapi data PMI Manufaktur ASEAN, Maryam Baluch, Ekonom S&P Global Market Intelligence mengatakan kesehatan sektor manufaktur ASEAN sedikit membaik pada awal triwulan keempat pada tahun ini.

“Tren penurunan permintaan berkelanjutan membebani aktivitas pembelian dan perekrutan. Penurunan ekspor baru terbukti terus membebani keseluruhan permintaan baru, menunjukkan hambatan besar bagi pertumbuhan pada tahun mendatang. Namun, output naik pada laju sedang, bangkit setelah turun pada bulan September,” jelasnya dalam keterangan resmi dikutip, Selasa, 5 November 2024.

Menurutnya, hal yang melegakan adalah tekanan biaya berkurang. Biaya input dan harga output naik pada tingkat rendah secara historis. Penurunan harga dapat membantu merangsang permintaan pada bulan-bulan mendatang, khususnya karena bank sentral memantau untuk melihat peluang penurunan tingkat bunga. “Terlebih lagi, perusahaan optimis tentang menaikkan produksi dalam waktu dekat.”

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Kementerian BUMN Diminta Capai Target Dividen Rp90 Triliun di 2025
Next Post Ini Dia Top 5 Reksa Dana Return Tertinggi YTD per 1 November 2024

Member Login

or