Media Asuransi, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) merespons dinamika yang sedang terjadi yakni terkait aksi unjuk rasa di beberapa titik Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia yang bisa berdampak terhadap perekonomian terutama stabilitas nilai tukar.
“Bank Indonesia akan terus berada di pasar untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan kecukupan likuiditas rupiah,” kata Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas (DPMA) Bank Indonesia Erwin Gunawan Hutapea, dikutip dari pernyataan resminya, Senin, 1 September 2025.
|Baca juga: Bank Mandiri (BMRI) Resmi Hadirkan Fitur QR Antar Negara di Jepang
|Baca juga: BI Luncurkan KSK 45, Soroti Ketahanan Ekonomi di Tengah Ketidakpastian Global
Ia menambahkan BI berada di pasar untuk memastikan nilai tukar rupiah bergerak sesuai nilai fundamentalnya melalui mekanisme pasar yang berjalan dengan baik. Dalam kaitan ini, BI terus memperkuat langkah-langkah stabilisasi, termasuk intervensi NDF di pasar off-shore dan intervensi di pasar domestik melalui transaksi spot, DNDF, dan SBN di pasar sekunder.
“Bank Indonesia juga menjaga kecukupan likuiditas rupiah dengan membuka akses likuiditas kepada perbankan melalui transaksi repo, transaksi fx swap dan pembelian SBN di pasar sekunder, serta lending/financing facility,” kata Erwin.
|Baca juga: Antisipasi Volatilitas Politik, IPOT Ungkap 4 Saham Defensif dan Strategi Safe Haven di Tengah Gejolak Pasar
|Baca juga: Unjuk Rasa Membara di Jakarta, Pengamat: Bisa Menyadarkan Masyarakat Pentingnya Asuransi
Di sisi lain, berdasarkan kondisi perekonomian global dan domestik terkini, BI menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah yakni pada akhir Kamis, 28 Agustus 2025 rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.340 per dolar AS, yield SBN 10 tahun turun ke 6,30 persen, DXY menguat ke level 97,81, dan yield UST (US Treasury) Note 10 tahun turun ke 4,203 persen.
|Baca juga: BI Rate Dipangkas, BRI Finance Pede Permintaan Pembiayaan Meningkat
|Baca juga: BI Dorong Penguatan Keberdayaan Pekerja Migran Melalui Literasi dan Inovasi Keuangan Digital
Sedangkan pada Jumat, 29 Agustus 2025, rupiah dibuka pada level (bid) Rp16.340 per dolar AS, yield SBN 10 tahun relatif stabil di 6,29 persen. Dalam hal ini, Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News