Media Asuransi, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) memandang efektivitas transmisi pelonggaran kebijakan moneter terhadap penurunan suku bunga perbankan perlu terus didorong. Pelonggaran kebijakan moneter yang telah ditempuh BI dan penempatan dana Saldo Anggaran Lebih (SAL) pemerintah di perbankan perlu diikuti dengan penurunan suku bunga perbankan lebih cepat.
“Seiring dengan penurunan BI-Rate sebesar 125 bps selama 2025 dan ekspansi likuiditas moneter Bank Indonesia, suku bunga INDONIA turun sebesar 191 bps dari 6,03 persen pada awal 2025 menjadi 4,12 persen pada 16 Desember 2025,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo, dikutip dari keterangan resminya, Kamis, 18 Desember 2025.
|Baca juga: ANTM, BBRI, SMGR, dan TAPG Wajib Masuk Portofolio untuk Trading Hari Ini
Suku bunga SRBI untuk tenor enam, sembilan, dan 12 bulan juga menurun masing-masing sebesar 226 bps, 226 bps, dan 228 bps sejak awal Januari 2025 menjadi 4,90 persen; 4,94 persen; dan 4,98 persen pada 12 Desember 2025. Imbal hasil SBN untuk tenor dua tahun menurun sebesar 199 bps dari 6,96 persen pada awal 2025 menjadi 4,97 persen pada 16 Desember 2025.
|Baca juga: BTN (BBTN) Bukukan Laba Bersih Rp2,91 Triliun hingga November 2025
|Baca juga: Bos BI Yakin Rupiah Tetap Terkendali Didukung Inflasi Rendah hingga Membaiknya Perekonomian
“Sementara untuk tenor 10 tahun menurun sebesar 110 bps dari tingkat tertinggi 7,26 persen pada pertengahan Januari 2025 menjadi 6,16 persen,” tukasnya.
Ia menambahkan transmisi penurunan BI-Rate terhadap suku bunga perbankan terus berlanjut, terutama pada suku bunga dana. Suku bunga deposito satu bulan turun sebesar 67 bps dari 4,81 persen pada awal 2025 menjadi 4,14 persen pada November 2025.
“Namun, penurunan suku bunga kredit perbankan cenderung lebih lambat dan karenanya perlu terus didorong, yaitu sebesar 24 bps dari 9,20 persen pada awal 2025 menjadi sebesar 8,96 persen pada November 2025,” pungkasnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
