Media Asuransi, JAKARTA – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menekankan pentingnya penerapan Governance, Risk, and Compliance (GRC) tidak hanya di sektor keuangan saja, melainkan juga di sektor riil. Hal itu perlu dilakukan sebagai upaya memperkuat kepercayaan investor dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Wakil Ketua Umum Bidang Analis Kebijakan Makro-Mikro Ekonomi Kadin Indonesia Aviliani menjelaskan perusahaan yang menerapkan GRC akan lebih mudah mendapatkan partner atau menarik investor.
|Baca juga: OJK Tekankan Penguatan Tata Kelola dan Manajemen Risiko Hadapi Tantangan Ekonomi
|Baca juga: Bos OJK Dukung Penuh Upaya Pemerintah Tingkatkan Daya Saing Ekonomi
“Karena dengan kecenderungan mereka itu transparan, mereka juga melihat risiko di masa depan sehingga akan mendapatkan dana yang jauh lebih murah dibandingkan dengan mereka tidak melakukan hal tersebut,” ujar Aviliani, di Jakarta, Selasa, 19 Agustus 2025.
Namun, Aviliani menyoroti, saat ini masih banyak perusahaan yang enggan membuka kepemilikan kepada pihak luar, sehingga dinilai sulit untuk mendapatkan mitra yang strategis. Kondisi tersebut, lanjutnya, yang juga menjadi salah satu penghambat dalam memperluas pasar modal Indonesia.
“Makanya kalau kita lihat di pasar modal itu cenderung masih belum terlalu banyak. Harusnya kita bisa lebih banyak dari itu,” ucapnya.
|Baca juga: Sri Mulyani Siapkan Rp599,44 Triliun untuk Bayar Bunga Utang 2026
|Baca juga: Anthony Egerton Diangkat Jadi Presdir Asuransi FPG Indonesia
Selain itu, aspek lingkungan juga menjadi pertimbangan penting, tidak hanya bagi negara-negara tujuan ekspor tetapi juga konsumen domestik. Ia mencontohkan bagaimana perusahaan Indonesia yang sudah patuh tetap menghadapi hambatan ekspor karena dianggap masih belum menggunakan energi terbarukan.
“Jadi ekosistem juga perlu diperhatikan, terutama tidak hanya pada pelaku, tapi pada pemerintah atau regulator. GRC ini tidak hanya pada pelaku, GRC juga harus dilakukan oleh para regulator atau pemerintah,” ujar Aviliani.
Ia mengingatkan untuk mencapai visi Indonesia emas 2045 pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak cukup jika stagnan di angka lima persen. Agar bisa tumbuh delapan persen, Indonesia membutuhkan investasi yang jauh lebih besar, bahkan tiga kali lipat dari saat ini.
“Nah untuk mencapai investasi yang jauh lebih besar, dibutuhkan tadi kepercayaan dari investor, terutama kita masih membutuhkan investor asing,” sebut Aviliani.
|Baca juga: Bos BI Tegaskan Siap Jaga Rupiah Terus Berdaulat
|Baca juga: Nikita Mirzani Ngamuk Rekeningnya ‘Diobrak-abrik’, Manajemen BCA Buka Suara!
Aviliani menyimpulkan sosialisasi GRC harus diperluas utamanya ke sektor riil yang saat ini masih tertinggal dibandingkan dengan sektor keuangan. Ia menilai keberhasilan sektor keuangan dalam menjaga ketahanan di tengah ketidakpastian global adalah bukti nyata keberhasilan penerapan GRC.
“Dan kalau ini terjadi, saya rasa ke depan kita akan seimbang antara sektor keuangan dengan sektor riil dalam mencapai kesuksesan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” tutup Aviliani.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News