1
1

CORE Indonesia Proyeksikan Ekonomi RI Tumbuh 4,8% di 2025

Ilustrasi. | Foto: Media Asuransi/Angga Bratadharma

Media Asuransi, JAKARTA – CORE Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2025 hanya di kisaran 4,6 persen hingga 4,8 persen. Kondisi tersebut sejalan dengan prediksi Bank Dunia sebesar 4,7 persen.

“Kondisi ini tercermin dari Indeks rilis Penjualan Riil pada Mei yang diprediksikan menurun 0,6 persen secara bulanan, sementara industri manufaktur yang menyumbang 21 persen terhadap ekonomi terus melemah dengan PMI masih berada di zona kontraksi,” dikutip dari CORE Insight edisi terbaru tentang Setengah Daya Pacu Ekonomi, Rabu, 18 Juni 2025.

|Baca juga: Sri Mulyani Sebut APBN Kembali Defisit Rp21 Triliun di Mei 2025

|Baca juga: Inflasi RI Capai 1,6% per Mei 2025, Sri Mulyani Ungkap Alasannya!

Salah satu program stimulus pemerintah yakni Bantuan Subsidi Upah (BSU) hanya menjangkau 17,3 juta pekerja atau sekitar 18 persen dari total 95 juta pekerja bergaji di bawah Rp3,5 juta yang seharusnya menjadi target.

“Pekerja informal seperti pedagang kaki lima dan pengemudi ojek daring sama sekali tidak tercakup karena persyaratan harus terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan,” kata laporan CORE Indonesia.

Relaksasi iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) bagi dunia usaha relatif kecil dampaknya, untuk perusahaan menengah dengan 100 karyawan, penghematan JKK hanya Rp19,44 juta per tahun, jauh lebih kecil dibandingkan dengan biaya listrik yang bisa mencapai Rp55,7-222,9 juta per bulan.

“Diskon transportasi saat Lebaran juga terbukti tidak efektif dengan penurunan 4,69 persen jumlah perjalanan dibanding tahun sebelumnya,” ungkap laporan tersebut.

|Baca juga: Sebagian Besar Orang Indonesia di Mode Optimistis Hadapi Masa Depan

|Baca juga: Pembiayaan Konsumer Bank Mega Syariah Cerah di Tengah Perlambatan Daya Beli

Lebih lanjut, total stimulus sebesar Rp24,4 triliun hanya setara 0,8 persen dari PDB konsumsi Indonesia pada triwulan I/2025 dengan masa berlaku yang sangat singkat yaitu hanya dua bulan. Kondisi ini diperparah dengan dibatalkannya stimulus diskon tarif listrik.

“Padahal biaya listrik menyerap rata-rata 10 persen total pengeluaran rumah tangga Indonesia,” tutup laporan tersebut.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post AMRT, BUKA, MAPA, dan PANI Berpotensi Cuan saat IHSG Diramal Terkoreksi Hari Ini
Next Post IHSG Diprediksi Mixed, Ajaib Sarankan Buy Saham MAPA, RAJA, PSAB

Member Login

or