Media Asuransi, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru-baru ini melakukan perombakan atau reshuffle Kabinet Indonesia Maju pada Senin, 19 Agustus 20224 lalu. Perombakan tersebut dilakukan di Istana Negara pada pagi hari, di mana Presiden melantik tiga menteri dan satu wakil menteri.
Selain itu, Presiden mengangkat tiga kepala badan dengan dua di antaranya memimpin lembaga baru. Pelantikan ini berdasarkan Keppres Nomor 92P/2024 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Menteri Negara Kabinet Indonesia Maju periode sisa masa jabatan 2019-2024, serta Keppres Nomor 52M tentang Pengangkatan WameKominfo di Sisa Masa Jabatan 2019-2024.
Di akhir masa jabatannya, langkah reshuffle ini menimbulkan beragam reaksi dari masyarakat. Lalu, apa sebenarnya reshuffle kabinet itu dan apa tujuan serta manfaatnya?
Pengertian reshuffle kabinet
Reshuffle adalah kata yang berasal dari bahasa Inggris. Menurut Cambridge Dictionary, reshuffle adalah aktivitas mengatur ulang posisi individu atau benda dalam suatu kelompok. Kamus Merriam-Webster mendefinisikan reshuffle sebagai proses reorganisasi dengan meredistribusikan elemen-elemen yang sudah ada.
Istilah ini tidak hanya terbatas pada kabinet, tetapi juga dapat diterapkan pada situasi lainnya, seperti dalam permainan kartu. Dalam konteks pemerintahan, reshuffle kabinet adalah perubahan susunan anggota kabinet yang ditetapkan oleh kepala pemerintahan, seperti Presiden atau Perdana Menteri.
|Baca juga: Tokio Marine Indonesia Bekali Agen Asuransi Senjata Pamungkas Ini untuk Jual Produk UKM Partner
|Baca juga: Ogi Pratomiyono : Makin banyak yang Perlu Tenaga Aktuaris
Di Indonesia, reshuffle kabinet terjadi ketika Presiden mengubah atau mengganti menteri yang dianggap tidak lagi sesuai, dan menunjuk pengganti untuk mengisi posisi tersebut. Reshuffle ini merupakan hak prerogatif Presiden, namun dalam pelaksanaannya, berbagai faktor seperti situasi negara dan aspirasi masyarakat juga dipertimbangkan.
Tujuan reshuffle kabinet
Dilansir dari berbagai sumber, Sabtu, 24 Agustus 2024, berikut adalah beberapa tujuan dari reshuffle kabinet yakni:
Manajemen partai dan kabinet
Perombakan menteri bertujuan untuk menjaga keseimbangan di antara berbagai faksi dalam partai, memastikan representasi yang adil dalam pemerintahan.
Manajemen kinerja dan kualitas
Reshuffle dapat menjadi momen untuk mempromosikan menteri yang berkinerja baik ke posisi yang lebih strategis. Sebaliknya, menteri yang kinerjanya dianggap kurang memadai dapat diganti.
Pergeseran kebijakan
Ketika ada perubahan arah kebijakan pemerintah, reshuffle kabinet dapat dilakukan untuk menunjang transisi tersebut dengan menempatkan menteri yang mendukung kebijakan baru.
|Baca juga: Gempa Megathrust Hantui Indonesia, Bos Maipark Bilang Begini Dampaknya ke Industri Asuransi
|Baca juga: Gempa Megathrust Diprediksi Bakal Terjadi, Bos Tokio Marine Indonesia: Kita Aman!
Penyegaran
Perombakan kabinet juga dilakukan untuk memberikan penyegaran dalam pemerintahan, memperkenalkan figur-figur baru yang dianggap mampu membawa perubahan positif.
Kejadian tak terduga
Reshuffle mungkin dilakukan jika terjadi hal tak terduga seperti pengunduran diri, meninggalnya menteri, atau situasi lain yang membuat seorang menteri tidak dapat menjalankan tugasnya.
Manfaat reshuffle kabinet
Manfaat dari reshuffle kabinet bisa berbeda-beda tergantung pada konteks politik, sosial, dan ekonomi yang ada. Namun, tidak ada jaminan bahwa reshuffle akan membawa perubahan yang signifikan dalam waktu singkat. Berikut beberapa manfaat yang bisa didapat:
Meningkatkan efektivitas
Mengganti menteri yang kurang kompeten dengan individu yang lebih mumpuni diharapkan dapat meningkatkan kinerja kabinet.
|Baca juga: Imbas Regulasi Baru, Maybank Indonesia (BNII) Dikabarkan Bakal Akuisisi JMA Syariah (JMAS)
|Baca juga: Tokio Marine Luncurkan UKM Partner Bidik Cuan di Pasar Retail
Merespons kritik
Perombakan kabinet bisa menjadi langkah untuk menanggapi kritik yang dilayangkan terhadap kinerja pemerintah. Dengan memperkenalkan figur baru, diharapkan mampu meredakan kekhawatiran publik dan memperbaiki performa.
Membangun legitimasi dan kredibilitas
Dalam situasi tertentu, reshuffle dapat membantu meningkatkan legitimasi dan kredibilitas pemerintahan, terutama jika dilihat sebagai langkah yang bijak dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat atau dinamika politik.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News