Media Asuransi, JAKARTA – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi terjadinya gempa megathrust di Indonesia dan memicu berbagai kekhawatiran di kalangan masyarakat. Namun, industri asuransi telah memiliki mekanisme yang terukur untuk mengantisipasi risiko ini.
|Baca juga: Heddy Pritasa Bergabung sebagai Board Member SEADRIF Insurance Company
|Baca juga: OJK Minta Jiwasraya Selesaikan Urusan Pemegang Polis
Chief Distribution Officer Tokio Marine Indonesia Muhammad Ali menegaskan sektor asuransi telah siap menghadapi potensi bencana besar seperti gempa megathrust. Muhammad Ali menjelaskan asuransi katastropik telah diatur dengan baik oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), termasuk mekanisme reasuransinya.
“As long as pemerintah kita sudah berjalan dan kita mengikuti aturan yang ada, itu aman,” ujar Ali, di Jakarta, Selasa, 20 Agustus 2024.
|Baca juga: Tokio Marine Luncurkan UKM Partner Bidik Cuan di Pasar Retail
Ia menambahkan industri asuransi dan regulator telah mengantisipasi berbagai kemungkinan, bahkan hingga perhitungan risiko dalam jangka waktu 100 tahun. “Pelaku industri asuransi tidak perlu khawatir karena semuanya sudah sesuai dengan guideline dari regulator,” jelasnya.
Industri asuransi siap hadapi ancaman gempa besar
Menurut Ali, perusahaan asuransi, termasuk Tokio Marine Indonesia, akan tetap menjalankan reasuransi sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan tanpa rasa khawatir yang berlebihan. Hal ini menunjukkan kesiapan industri asuransi dalam menghadapi ancaman gempa besar yang berpotensi terjadi di Indonesia.
|Baca juga: Gempa Megathrust Hantui Indonesia, Bos Maipark Bilang Begini Dampaknya ke Industri Asuransi
Reasuransi yang memadai dan regulasi yang ketat menjadi kunci dalam menjaga stabilitas dan keamanan guna menghadapi risiko bencana alam di masa depan. Harapannya tidak mengganggu aktivitas bisnis di masa mendatang.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News