Media Asuransi, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kehati-hatian dalam pengelolaan Surat Berharga Negara (SBN). Hal itu diungkapkan dalam Rapat Paripurna DPR yang membahas Tanggapan Pemerintah terhadap Pandangan Fraksi atas RUU tentang Pertanggungjawaban dan Pelaksanaan APBN (RUU P2APBN) Tahun Anggaran 2024.
Menurut Sri Mulyani, instrumen tersebut menjadi bagian dari strategi utama pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). “Pengelolaan Surat Berharga Negara atau SBN terus kami kelola secara hati-hati. Ini merupakan strategi pembiayaan APBN,” ungkap Sri Mulyani, dikutip dari keterangan resminya, Rabu, 16 Juli 2025.
|Baca juga: Saham GOTO Ngos-ngosan Usai Kantor Digeledah Kejagung Terkait Kasus Korupsi Chromebook Rp9,9 Triliun
|Baca juga: Ada Aturan Co-Payment, Pengamat: Masuk Akal Jika OJK Ubah Jadi POJK
Sri Mulyani berharap SBN tidak dilihat sebagai beban APBN. Namun, SBN merupakan instrumen investasi yang aman dan menjadi pilihan investasi bagi berbagai lembaga, termasuk pensiun, asuransi, perbankan, dan masyarakat.
“Lembaga-lembaga baik itu pensiun, asuransi, perbankan, bahkan masyarakat kecil telah memegang surat berharga negara kita. Mereka membutuhkan instrumen investasi yang aman,” jelas Sri Mulyani.
|Baca juga: Bos Manulife Soroti Rendahnya Kepercayaan Publik sebagai Masalah Utama di Industri Asuransi Jiwa
|Baca juga: Saham Allo Bank (BBHI) Tiba-tiba Melejit, Begini Penjelasan Manajemen
Untuk itu, Sri Mulyani menegaskan pemerintah akan terus melakukan edukasi mengenai peran SBN sebagai alat investasi yang bernilai dan dipercaya oleh pemegangnya. Dengan demikian, SBN diharapkan dapat menjadi instrumen yang efektif untuk mendukung pembiayaan APBN dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News