1
1

Sektor Perumahan Berpotensi Jadi Mesin untuk Capai Pertumbuhan Ekonomi 8%

Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Fahri Hamzah. | Foto: Media Asuransi/Muh Fajrul Falah

Media Asuransi, JAKARTA – Pemerintah menempatkan sektor perumahan sebagai instrumen strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Bahkan, sektor ini tidak hanya menyediakan hunian, tetapi juga mampu mengurangi kemiskinan serta menyerap tenaga kerja.

Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Fahri Hamzah mengatakan gagasan awal pembentukan kementerian baru ini berangkat dari arahan Presiden Prabowo Subianto. World Bank bahkan sempat mengusulkan agar penamaan kementerian ini menggunakan istilah urban development atau pembangunan perkotaan sejalan dengan tren global.

|Baca juga: BI Genjot Operasi Moneter Pro Market Demi Pertebal Likuiditas Perbankan

|Baca juga: Bank Jakarta Komitmen Dorong Transaksi Nontunai di Pasar Tradisional

“Di Indonesia tema perkotaan ini belum ada undang-undangnya, undang-undang perkotaan kita belum punya dan sekarang sedang diajukan,” ujar Fahri, dalam sebuah webinar, Kamis, 21 Agustus 2025.

Ia menjelaskan kehadiran Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman tidak lepas dari diskusi tim pemenangan Prabowo-Gibran saat penyusunan Astacita. Dalam proses itu, sektor perumahan dipandang dapat memberikan kontribusi besar bagi perekonomian nasional.

“Kami memikirkan bagaimana menjadikan sektor perumahan sebagai instrumen untuk mencapai tiga hal sekaligus, yaitu mengurangi kemiskinan, merekrut tenaga kerja sebanyak-banyaknya, dan mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata Fahri.

|Baca juga: Dicecar BEI tentang Volatilitas Transaksi, Begini Klarifikasi Bank China Construction (MCOR)

|Baca juga: Pemerintah Fokus Renovasi 2 Juta Rumah Tidak Layak Huni

Fahri menambahkan pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi bisa mencapai delapan persen. Meski pada kuartal I/2025 pertumbuhan baru berada di level 5,12 persen, namun sektor perumahan diyakini mampu memberi dorongan tambahan ke depannya.

“Targetnya itu adalah delapan persen dan sektor perumahan dianggap bisa memberikan kontribusi. Karena itu disusunlah desain kebijakan awal yang berupa buku putih dan blueprint,” pungkasnya.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Bank Jakarta Komitmen Dorong Transaksi Nontunai di Pasar Tradisional
Next Post IHSG Tertekan Menipisnya Peluang Penurunan Bunga The Fed

Member Login

or