1
1

Mobil Listrik asal China Menjamur, Ini Tanggapan Astra (ASII)

Sales Promotion Girls (SPG) mobil listrik bersiap memberi penjelasan kepada konsumen terkait mobil listrik yang di pamerkan pada acara pameran Otomotif di Serpong, Tangerang Selatan, beberapa waktu lalu.. |Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – PT Astra International Tbk (ASII) atau Astra memandang positif atas masuknya beberapa new players ke pasar otomotif Indonesia karena memberikan banyak pilihan bagi para pelanggan di Indonesia.

Pernyataan tersebut disampaikan Direktur ASII Henry Tanoto saat paparan publik perseroan. Dalam hasil laporan public expose 2024 perseroan yang dikutip, Rabu, 14 Agustus 2024, Henry mengatakan ramainya pemain baru tersebut sebagai salah satu bukti bahwa market di Indonesia dipercaya dapat terus tumbuh ke depannya.

“Secara umum, strategi kami adalah tetap fokus untuk memberikan produk dan juga services yang terbaik dan paling sesuai dengan kebutuhan masyarakat di Indonesia di berbagai segmen, baik entry segment hingga luxury segment, baik passenger car hingga commercial car, dan dengan berbagai teknologi, baik ICE, hybrid, dan juga tentunya Battery Electric Vehicles (BEV),” jelasnya.

|Baca juga: Jokowi: Mobil Listrik Jadi Masa Depan Industri Otomotif Indonesia

Pria yang juga menjabat sebagai Vice President Director PT Toyota-Astra Motor ini memaparkan pasar elektrifikasi atau xEV market di Indonesia tumbuh cukup signifikan. Hingga bulan Juni 2024, penetrasi xEV adalah sebesar 9,3%, meningkat dibanding akhir tahun 2023 sebesar 7,1%. Jumlah tersebut sudah termasuk penetrasi mobil BEV yang juga meningkat cukup signifikan, yaitu 2,9% hingga bulan Juni 2024, dibandingkan 1,7% pada akhir tahun 2023.

Namun demikian, hingga Juni 2024, 80% distribusi mobil BEV di Indonesia masih terkonsentrasi di kota-kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Medan, dan Surabaya. “Kami yakin bahwa mobil BEV dapat terus tumbuh ke depannya, terutama jika didukung oleh 2 faktor penting, yaitu semakin banyaknya model mobil BEV yang tersedia di pasar dan didukung oleh kesiapan infrastruktur charging.”

Dia melanjutkan pangsa pasar mobil hybrid juga meningkat cukup signifikan, yaitu sebesar 6,3% hingga bulan Juni 2024, meningkat dibanding akhir tahun 2023 sebesar 5,4%. “Kami berpendapat mobil hybrid dapat terus tumbuh di Indonesia, termasuk di daerah pelosok, sebagai salah satu teknologi alternatif karena (i) tidak memerlukan infrastruktur charging; (ii) resale value yang cukup baik, bahkan beberapa model mobil hybrid memiliki resale value yang lebih tinggi dari produk ICE; serta (iii) fuel consumption yang baik dan rendah emisi.”

Dalam dua tahun ke depan, Henry mengatakan ASII berencana untuk memperkenalkan beberapa model mobil BEV dan hybrid yang diharapkan dapat diterima dan dapat digunakan oleh lebih banyak pelanggan di Indonesia.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Hingga Juli 2024, APBN Alami Defisit Rp93,4 Triliun atau 0,41% dari PDB
Next Post Laba Bersih Sun Life Asia Melonjak 24% di Kuartal II/2024

Member Login

or