1
1

Tantangan dan Peluang untuk Pengusaha Perempuan

Ilustrasi pekerja wanita. | Foto: freepick

Media Asuransi, JAKARTA – Laporan Boston Consulting Group (BCG) dan Stellar Women mengungkapkan kesenjangan pendanaan yang signifikan di Indonesia, mencapai US$1,7 triliun.

Tantangan pendanaan bagi pengusaha perempuan di Indonesia menjadi sorotan utama dalam whitepaper terbaru berjudul “Closing the Funding Gap for Women Entrepreneurs in Indonesia” yang diluncurkan oleh Boston Consulting Group (BCG) dan Stellar Women pada sebuah acara yang didukung oleh AC Ventures di kantor pusat AC Ventures, Jakarta.

Beberapa hambatan utama yang dihadapi oleh pengusaha perempuan antara lain terbatasnya akses modal, bias gender, dan kurangnya akses ke mentor serta informasi yang relevan.

Samira Shihab, Principal di AC Ventures sekaligus Founder Stellar Women mengatakan, pemberdayaan perempuan bukanlah sekadar misi. Ini adalah langkah penting untuk masa depan yang lebih cerah dan adil.

|Baca juga: Perempuan dan Generasi Muda Jadi Tulang Punggung Ekonomi Hijau Berkelanjutan

“Di AC Ventures, kami bangga mendukung inisiatif seperti ini yang bisa membawa perubahan besar. Komitmen kami untuk mendukung pengusaha perempuan adalah inti dari strategi investasi kami, dan whitepaper ini sejalan banget dengan visi kami untuk mendorong pertumbuhan inklusif di ekosistem wirausaha Indonesia,” katanya dalam keterangan resmi dikutip, Rabu, 25 Desember 2024.

AC Ventures telah merasakan secara langsung manfaat dari berinvestasi pada bisnis yang inklusif gender. Dalam 2024 Impact Report-nya, pendekatan AC Ventures berhasil meningkatkan bisnis yang dipimpin perempuan, dengan 40% dari portofolio perusahaannya didirikan bersama oleh perempuan.

Berdasarkan data global yang menunjukkan potensi transformasional dari berinvestasi pada pengusaha perempuan, studi ini menyoroti bagaimana pemberdayaan pengusaha perempuan dapat berkontribusi hingga 26% terhadap PDB global tahunan dan menambah kekayaan modal manusia sebesar US$160 triliun. Data global juga menunjukkan bahwa bisnis yang dipimpin perempuan 15% lebih mungkin untuk berkinerja lebih baik, dan perkiraan kapitalisasi pasar global tambahan bisa mencapai US$5,9 triliun.

|Baca juga: Kolaborasi Jadi Kunci Sukses Tingkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan Perempuan Pengusaha Kecil

Survei di dalam whitepaper ini mengungkapkan lima tantangan utama yang dihadapi oleh pengusaha perempuan dalam mengakses pendanaan, termasuk keterbatasan kesempatan untuk berjejaring, kesulitan dalam menyusun pitch deck yang sesuai dengan keinginan investor, dan kurangnya informasi yang disesuaikan mengenai pilihan pendanaan. Tantangan-tantangan ini semakin diperburuk oleh bias gender dan ketidaksesuaian antara model bisnis yang dipimpin perempuan dengan kriteria investor.

Untuk mengatasi kesenjangan ini, analisis ini mengidentifikasi tiga pilar utama: pemerintah dan organisasi harus menyediakan platform mentoring dan pengetahuan yang disesuaikan untuk pengusaha perempuan, pengusaha perempuan perlu secara aktif terlibat dalam pengembangan diri untuk menghadapi tantangan pendanaan dan bisnis, serta mereka harus proaktif mencari opsi pendanaan yang sesuai dengan model bisnis mereka.

“Keberagaman gender bukan hanya sebuah nilai. Ini adalah katalisator untuk kemajuan ekonomi dan sosial,” ujar Samira Shihab.

Whitepaper dan acara ini berfungsi sebagai dorongan bagi pemerintah, investor, dan bisnis untuk bekerja sama menciptakan ekosistem yang lebih inklusif di mana pengusaha perempuan dapat berkembang. Dengan rekomendasi yang dapat diterapkan dan wawasan mendalam tentang tantangan yang dihadapi perempuan, laporan ini menawarkan peta jalan untuk mengatasi kesenjangan pendanaan dan memastikan bahwa bisnis yang dipimpin perempuan dapat terus mendorong pertumbuhan ekonomi dan inovasi.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post 4 Tips Praktis Susun Anggaran Perawatan Mobil Anti Kantong Jebol
Next Post 9 Tempat Wisata di Kota Jogja yang Layak Dikunjungi

Member Login

or