Media Asuransi, JAKARTA – Anggota Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Ravindra Airlangga menilai perempuan dan generasi muda yang berkecimpung dalam dunia pertanian merupakan tulang punggung dari ekonomi hijau berkelanjutan. Karenanya, hal itu dapat menyelesaikan persoalan ketahanan pangan di Indonesia.
|Baca: OJK Mencabut Izin Usaha PT BPR Sumber Artha Waru Agung
Ia menegaskan penting rasanya untuk segera mengambil langkah afirmatif, termasuk soal insentif, pemberdayaan perempuan dan generasi muda guna mendorong peningkatan pendapatan di bidang pertanian. Meskipun demikian, data BPS menyebutkan, di 2023, hanya ada 14,5 persen dari 29,3 juta pemilik lahan di Indonesia, di mana 14,5 persen tersebut adalah perempuan.
Hal itu disampaikan Ravindra saat intervensi dalam sidang pertama pertemuan multipihak BKSAP dengan AIPA, FAO, dan IISD. Sesi sidang pertama tersebut bertema ‘Empowering Inclusion in the Food, Agriculture and Forestry (FAF) Sectors: Strategies for Women, Youth, Indigenous Peoples and Local Communities, and Marginalized Groups’.
“Secara umum, data tersebut membuktikan bahwa dunia tani masih didominasi oleh kaum pria. Mayoritas dari situasi tersebut lahir karena faktor pendidikan dan adanya peran ganda perempuan di rumah tangga,” ujar Ravindra, dikutip dari laman resmi DPR, Rabu, 24 Juli 2024.
Dobrak hambatan sosial
“Meskipun perempuan tersebut juga terlibat menjadi petani, namun dalam konstruksi sosial tetap dia hanya bertindak untuk membantu situasi ekonomi rumah tangganya,” tambah Ravindra.
Karenanya, ia menegaskan, perlunya mendobrak hambatan sosial ini. Salah satunya dengan cara meningkatkan keterlibatan antarpetani perempuan satu dengan lainnya, termasuk menguatkan organisasi perempuan tani.
“Itu bisa dicapai melalui adanya RUU Perlindungan dan Pemberdayaan Petani,” pungkasnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News