Media Asuransi, GLOBAL – Sebanyak 7.966 transaksi (merger & akuisisi/M&A), ekuitas swasta, dan pendanaan ventura) diumumkan di kawasan Asia Pasifik (APAC) selama Januari-Juli 2024, yang merupakan penurunan sebesar 9,9% dibandingkan dengan 8.840 transaksi yang diumumkan selama periode yang sama tahun sebelumnya.
Aurojyoti Bose, Analis Utama di GlobalData, menjelaskan aktivitas transaksi yang lesu tetap menjadi fenomena global dengan semua kawasan, termasuk APAC, mengalami penurunan volume transaksi. “Namun, penurunan yang dialami di kawasan APAC relatif lebih kecil dibandingkan dengan kawasan lain,” jelasnya dalam riset dikutip, Minggu, 1 September 2024.
Meskipun APAC merupakan satu-satunya kawasan yang mencatat penurunan satu digit dalam volume transaksi, kawasan lain seperti Amerika Utara, Eropa, Timur Tengah dan Afrika, serta Amerika Selatan dan Tengah mengalami penurunan volume transaksi masing-masing sebesar 19,6%, 16,9%, 11,7% dan 27,7% YoY selama Januari-Juli 2024.
|Baca juga: Transaksi Merger & Akuisisi (M&A) Global pada 4 Bulan Pertama 2024 Turun 19,6%
Bose menambahkan meskipun sebagian besar pasar APAC mengalami penurunan volume transaksi, dampaknya dinetralisir sampai batas tertentu oleh perbaikan yang dialami di pasar-pasar seperti India, Jepang dan Thailand.
China, Australia, Korea Selatan, Singapura, Malaysia, Hong Kong, dan Indonesia mengalami penurunan volume transaksi dari tahun ke tahun sebesar 21,1%, 2,6%, 1,3%, 23,7%, 14,5%, 17,2%, dan 32,2%, masing-masing selama Januari-Juli 2024.
Di sisi lain, India, Jepang, dan Thailand mengalami peningkatan volume transaksi masing-masing sebesar 2,4%, 5,7%, dan 8,5%, dari tahun ke tahun.
Analisis Basis Data Transaksi GlobalData mengungkapkan bahwa semua jenis transaksi yang dicakup mengalami penurunan selama periode peninjauan. Misalnya, jumlah transaksi M&A dari tahun ke tahun menurun sebesar 8,3%, sedangkan volume transaksi ekuitas swasta dan transaksi pembiayaan ventura dari tahun ke tahun turun masing-masing sebesar 25,4% dan 10,9%.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
1 
1 
