1
1

Waduh! Penurunan Kinerja Manufaktur Indonesia Berlanjut pada Agustus 2024

Jumlah angkatan kerja di Indonesia semakin meningkat. | Foto: setkab.go.id

Media Asuransi, JAKARTA – Perekonomian sektor manufaktur Indonesia mengalami penurunan lebih lanjut pada kinerja selama bulan Agustus. Output dan permintaan baru turun pada kisaran tajam, sementara tercatat penurunan marginal pada jumlah tenaga kerja.

Namun kepercayaan diri bertahan positif, meski sempat turun pada bulan Juli. Sementara itu inflasi harga input turun ke posisi terendah selama sepuluh bulan.

Headline Purchasing Manager’s Index™ (PMI®) Manufaktur Indonesia dari S&P Global yang disesuaikan secara berkala tercatat di bawah tanda krusial tidak ada perubahan 50,0 selama dua bulan berturut-turut pada bulan Agustus. Terlebih lagi, turun ke 48,9 dari 49,3 pada bulan Juli, PMI menunjukkan penurunan tajam pada kondisi pengoperasian selama tiga tahun.

|Baca juga: Waduh! Ekspansi Manufaktur Indonesia Melambat pada Juli 2024

Penurunan bersamaan antara produksi manufaktur dan permintaan baru terjadi pada bulan Agustus. Masing-masing penurunan merupakan yang paling tajam sejak bulan Agustus 2021. Panelis melaporkan bahwa permintaan pasar turun dibandingkan bulan Juli dan faktor utamanya adalah penurunan permintaan baru.

Penurunan permintaan asing juga semakin cepat hingga paling tajam sejak bulan Januari 2023. Selain karena berkurangnya permintaan ekspor secara umum, beberapa panelis melaporkan bahwa tantangan pengiriman global membebani penjualan.

Melemahnya produksi dan permintaan baru menyebabkan PHK di pabrik sektor manufaktur Indonesia. Secara umum, tingkat susunan staf menurun selama dua bulan berturut-turut, meski hanya sedikit. Dilaporkan bahwa tidak ada penggantian karyawan yang keluar atau pemberlakuan PHK sementara karena penjualan dan produksi menurun. Perusahaan juga mampu menyelesaikan beban kerja dengan baik, terbukti dengan penurunan penumpukan pekerjaan selama tiga bulan berturut-turut.

Perusahaan juga memilih mengurangi aktivitas pembelian mereka pada bulan Agustus, mengutamakan penggunaan inventaris selama memungkinkan. Artinya stok input turun untuk pertama kalinya dalam satu setengah tahun dan pada tingkat tertinggi sejak bulan Agustus 2021. Sebaliknya dan sekaligus menggambarkan keterkejutan di antara beberapa perusahaan atas melemahnya penjualan, stok barang jadi naik selama dua bulan berjalan.

Tantangan pengiriman logistik juga dilaporkan sebagai faktor yang membebani kinerja pemasok. Dengan kekurangan stok di pihak vendor, waktu tunggu pesanan rata-rata terus diperpanjang selama dua bulan berjalan dan pada kisaran terbesar sejak bulan Mei 2022. Hambatan dari segi pasokan membantu menjelaskan alasan harga bahan baku terus naik.

|Baca juga: PMI Manufaktur ASEAN Capai Level Tertinggi pada Mei 2024

Dengan faktor nilai tukar yang tidak menguntungkan menyebabkan kenaikan harga barang impor, inflasi harga input naik meski sempat turun ke posisi terendah sejak bulan Oktober 2023. Perusahaan terus menaikkan biaya output pada tingkat sedang, memperpanjang periode inflasi saat ini menjadi 14 bulan.

Terakhir, melihat tahun mendatang, perusahaan manufaktur secara umum tetap percaya diri bahwa produksi akan naik dari posisi saat ini, meski pada kisaran yang sedikit rendah dari bulan Juli. Panelis berharap bahwa kondisi ekonomi akan lebih stabil dan mendorong kebaikan produksi dan permintaan baru satu tahun.

Paul Smith, Economics Director S&P Global Market Intelligence, mengatakan penurunan pada perekonomian sektor manufaktur Indonesia pada bulan Agustus ditandai oleh penurunan tajam pada permintaan baru dan output selama tiga tahun.

“Tidak mengejutkan bahwa perusahaan menanggapi dengan mengurangi karyawan, meski banyak yang percaya bahwa ini berlangsung sementara. Tampaknya hal ini menggambarkan kepercayaan diri bahwa kondisi pengoperasian akan membaik dan akan bertahan positif meski turun sedikit pada bulan Juli,” jelasnya dalam keterangan resmi dikutip, Senin, 2 September 2024.

Menurutnya, di tengah laporan tantangan pengiriman global berkelanjutan, harga input masih naik meski inflasi terus turun perlahan, mencapai posisi terendah dalam sepuluh bulan pada bulan Agustus.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Perdagangan Pagi di Awal Pekan: IHSG Menghijau, Kurs Rupiah Melemah
Next Post Triputra Agro Persada (TPAG) Kantongi Pinjaman Rp800 Miliar

Member Login

or