1
1

5 Tahun Terakhir, FinTech dan E-commerce Jadi Sektor dengan Pendanaan Terbesar di Asia Tenggara

Ilustrasi. | Foto: Fintech.id

Media Asuransi, JAKARTA – Tech in Asia baru saja merilis laporan ‘SEA to the Future: The 2024 Tech In Asia Conference Report’. Laporan ini mengulas kondisi industri jelang edisi ke-13 dari konferensi utama tahunan Tech in Asia Conference 2024.

Dalam laporan tersebut disoroti beberapa hal, antara lain FinTech dan e-commerce secara konsisten menjadi sektor dengan pendanaan tertinggi di Asia Tenggara selama lima tahun terakhir.

Kemudian, di sektor FinTech, uang tunai tak lagi menjadi andalan di Asia Tenggara. Pembayaran digital telah memainkan peran penting dalam meningkatkan inklusi keuangan. Langkah berikutnya adalah memanfaatkan teknologi untuk mendorong inovasi di sektor pinjaman/kredit, asuransi, dan investasi.

|Baca juga: OJK Hormati Putusan MA, Perkuat Pengaturan dan Pengawasan Fintech P2P Lending

Hasil laporan juga menyebutkan bahwa di Asia Tenggara, kecerdasan buatan (AI) diprediksi dapat menyumbang US$1 triliun bagi ekonomi kawasan pada 2030, menurut riset Kearney.

Menurut laporan tersebut, Asia Tenggara dengan populasi lebih dari 600 juta individu yang terampil dalam teknologi, tetap menjadi sorotan dalam lanskap teknologi global. “Selain itu, ekonomi digital Asia Tenggara mendapatkan pencapaian yang signifikan pada tahun 2023, dengan total pendapatan yang melampaui US$100 miliar di seluruh sektor,” ungkap laporan tersebut yang dikutip, Rabu, 2Oktober 2024.

|Baca juga: Penyalahgunaan Akun Fintech Makin Marak, Kenali Modusnya dan Jaga Data Pribadi Anda

Disebutkan bahwa pemain regional seperti Shopee dan Lazada, serta pemain lokal seperti Tokopedia dan Bukalapak, terus bersaing untuk meraih pangsa pasar.

Sementara itu, munculnya social commerce, terutama bagi kalangan usaha kecil, menjadi tren yang semakin berkembang. Tren baru lainnya di pasar seperti Indonesia, termasuk live commerce dan retail baru (yang menggabungkan pendekatan offline dan online), muncul sebagai metode efektif bagi merek direct to consumer (D2C) untuk menjangkau konsumen mereka. peluang baru.

Chief Operating Officer Tech in Asia, Maria Li, mengatakan bahwa ekosistem teknologi yang berkembang pesat di Jakarta menjadi pendorong utama transformasi digital di Asia Tenggara. Meskipun industri menghadapi periode yang menantang, penting untuk dicatat bahwa lanskap teknologi secara keseluruhan tetap tangguh.

“Walaupun ada tantangan jangka pendek, seperti penurunan pendanaan swasta untuk startup dan pergeseran fokus menuju profitabilitas di antara perusahaan teknologi besar, potensi jangka panjang Asia Tenggara untuk pertumbuhan dan inovasi tetap kuat. Oleh karena itu, kami yakin kawasan ini akan melewati masa sulit ini dan muncul lebih kuat,” kata Maria Li.

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Premi Asuransi Umum Australia Naik 5,7% di Semester I/2024
Next Post Bank Mandiri dan KAI Group Kompak Perluas Ekosistem Digital di Sektor Transportasi

Member Login

or