Media Asuransi, JAKARTA – Easycash melihat masa depan industri pinjaman daring (pindar) masih sangat menjanjikan. Menurut riset EY MSME Market Study and Policy Advocacy, Indonesia memiliki kesenjangan pendanaan (credit gap) yang diperkirakan tembus Rp2.400 triliun, baru sekitar lima persen yang bisa dipenuhi oleh pindar.
Direktur Utama Easycash, Nucky Poedjiardjo Djatmiko, mengatakan bahwa angka ini menunjukkan potensi besar untuk tumbuhnya industri pindar di masa depan. Dia jelaskan, sejak berdiri di tahun 2017 hingga bulan April 2025, total pinjaman akumulatif yang telah disalurkan Easycash sendiri sudah mencapai Rp70,64 triliun dengan 7.809382 total penerima dana.
|Baca juga: CTBC Indonesia Salurkan Pendanaan Lebih dari Seperempat Triliun ke Easycash
“Kami percaya bahwa pertumbuhan harus berjalan beriringan dengan tanggung jawab. Easycash pun berkomitmen untuk selalu melakukan edukasi literasi keuangan dan, memperkuat manajemen risiko, good corporate governance, dan terus berkolaborasi dengan stakeholder di industri untuk dapat terus membangun ekosistem keuangan yang inklusif dan berkelanjutan,” kata Nucky dalam keterangan resmi yang dikutip Selasa, 27 Mei 2025.
Pertumbuhan industri pindar di Indonesia terus menunjukkan tren positif. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat outstanding pendanaan industri pindar per Februari 2025 tercatat sebesar Rp80,07 triliun, atau tumbuh 31,06 persen year on year (yoy). Angka ini mencerminkan peningkatan kebutuhan masyarakat terhadap layanan keuangan digital yang cepat, aman, dan mudah diakses, terutama oleh kelompok masyarakat yang belum terlayani oleh lembaga keuangan konvensional.
|Baca juga: Easycash Dukung Langkah OJK Jaga Akses Pinjaman dan Perangi Pinjol Ilegal
Nucky menuturkan, dengan teknologi berbasis big data, machine learning, dan artificial intelligence (AI), platform pindar berizin dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) seperti Easycash, dapat menjangkau masyarakat unbanked dan underbanked. Berdasar laporan World Bank tahun 2021, masyarakat unbanked dan underbanked berjumlah 100 juta.
Dia tambahkan, kelebihan dari platform pindar adalah kemudahan akses untuk masyarakat dan proses e-KYC yang cepat berkat dukungan teknologi. Dengan demikian, pengguna dapat mengetahui apakah mereka mendapatkan limit pinjaman atau tidak dalam waktu rata-rata hingga lima menit.
“Apabila disetujui, penerima dana dapat mencairkan limitnya rata-rata dalam hitungan menit. Adanya perubahan gaya hidup terutama generasi Z dan Milenial yang semakin melek digital mendorong peningkatan pengguna layanan pindar,” ungkap Nucky.
Sejalan dengan pertumbuhan industri pindar, PT CRIF Lembaga Informasi Keuangan (CLIK), biro kredit swasta terkemuka yang berizin dan diawasi OJK, menekankan pentingnya menjaga reputasi keuangan pribadi melalui riwayat kredit yang sehat. CLIK menghimbau masyarakat untuk mulai memahami fungsi dari data kredit, dan bagaimana riwayat pembayaran yang tertib dapat membuka akses terhadap berbagai peluang di masa depan.
“Credit scoring kini tak hanya dibutuhkan untuk mengakses pinjaman, tetapi juga mulai digunakan dalam proses seleksi kerja, kepemilikan aset seperti rumah atau kendaraan, bahkan dalam layanan digital lainnya. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk semakin peduli terhadap perilaku keuangan mereka sejak dini,” ujar Presiden Direktur CLIK, Leonardo Lapalorcia.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News