1
1

Teknologi Blockchain dan Web3 Diprediksi Jadi Game Changer  Masa Depan Industri Properti Global

Ilustrasi. | Foto: diskominfosp.lebakkab.go.id

Media Asuransi, JAKARTA – Perkembangan teknologi seperti blockchain dan Web3 diprediksi akan merevolusi sektor properti global di Indonesia dan seluruh dunia.

Adopsi teknologi ini juga mulai menunjukkan perkembangan di Indonesia. Salah satu pelopornya adalah PT Bank Tabungan Negara Persero (BBTN) atau BTN, yang tengah mengembangkan produk tokenisasi properti melalui skema Dana Investasi Real Estat (DIRE) berbasis blockchain.

Founder and CEO Archismart Solar (Prancis), Lia Rochat, dalam sesi “Real Estate Investment in Global Trade Hubs” mengatakan bahwa mengadopsi solusi teknologi inovatif sangat penting untuk tetap kompetitif di tengah perubahan lanskap properti dan bisnis yang terus berkembang.

|Baca juga:Siapkah Asia Pasifik Merajai Blockchain dalam Asuransi di 2031?

Blockchain dan Web3 akan menjadi game changer. Teknologi ini akan membantu transaksi di dunia properti jadi lebih cepat, transparan, dan terdesentralisasi tanpa perantara seperti bank atau broker.

“Web3, generasi internet berbasis blockchain, memungkinkan tokenisasi aset, yaitu mengubah aset fisik seperti properti menjadi token digital yang dapat diperdagangkan. Ini akan mengubah cara kita mengembangkan dan membiayai proyek properti,” tambah Rochat dalam keterangan resmi, Kamis, 12 Juni 2025.

Wakil Presiden WTCA Asia Pasifik, Scott Wang, menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin tokenisasi di kawasan. “Kami mendorong pelaku usaha dan institusi keuangan untuk mengadopsi teknologi ini guna menciptakan ekosistem industri yang lebih inklusif,” tuturnya.

|Baca juga: Industri Web3 Diramal Bakal Tumbuh Pesat pada 2025

Tokenisasi dinilai sebagai strategi pembiayaan baru untuk mendukung program prioritas Presiden Prabowo, yaitu program pembangunan tiga juta rumah per tahun. Dengan teknologi ini, properti dapat dipecah dalam unit kecil yang terjangkau investor ritel sehingga mendorong inklusi dan memperdalam pasar modal.

Laporan Project Wira (BRI Ventures, Saison Capital, D3 Labs, Tiger Research) memproyeksikan nilai pasar tokenisasi aset di Indonesia mencapai US$88 miliar (Rp1.390 triliun) pada 2030.

Hingga kini, empat entitas telah melakukan tokenisasi aset dunia nyata (RWA), salah satunya properti melalui mekanisme regulatory sandbox (ruang uji coba) OJK. Hal ini menjadi langkah awal menuju regulasi penawaran aset kripto yang lebih luas.

Perkembangan teknologi lain seperti artificial intelligence (AI) juga disebut menjadi gelombang besar berikutnya di industri properti. Dalam Real Estate Summit yang sama, Editor fDi Intelligence, Jacopo Dettoni, menekankan bahwa kesiapan menghadapi gelombang AI akan menentukan keberhasilan pelaku industri.

Dia juga mencatat pergeseran arus investasi asing (FDI) dari sektor perkantoran ke jenis properti lain seperti hunian, kawasan industri, pusat data, dan fasilitas life science (laboratorium, klinik). Permintaan pusat data kini tidak lagi terpusat di kota besar, tetapi menyebar ke kota tier dua karena efisiensi biaya.

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Sektor Jasa Keuangan di Asia Pasifik Jadi Target Serangan DDos Volumetrik
Next Post Bumida Perkuat Posisi Sebagai Perusahaan Asuransi Unggul Melalui Ajang Indonesia Top Insurance Awards 2025

Member Login

or