Media Asuransi, GLOBAL – Asia Pasifik diprediksi memimpin pasar blockchain dalam asuransi pada 2031. Kondisi itu dengan pertumbuhan tercepat yang mencapai 57,6 persen per tahun.
Dilansir dari Insurance Asia, Senin, 23 September 2024, menurut laporan Allied Market Research, pasar global blockchain dalam asuransi diperkirakan mencapai nilai US$32,9 miliar pada tahun tersebut, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 52,4 persen antara 2022 hingga 2031.
|Baca juga: Jiwasraya dan Berdikari Insurance Kena Sanksi PKU dari OJK
|Baca juga: Likuiditas Perbankan Cukup untuk Topang Pertumbuhan Kredit
Pada 2021, Amerika Utara menguasai hampir 40 persen pasar global blockchain dalam asuransi, yang saat itu bernilai US$496,9 juta. Teknologi blockchain menawarkan solusi bagi perusahaan asuransi dan pelanggan untuk membuat kontrak pintar yang dapat memperlancar manajemen klaim, sehingga meningkatkan deteksi dan pencegahan penipuan.
Permintaan yang terus meningkat akan platform daring yang aman, terutama karena kekhawatiran terkait privasi data, keamanan, dan kebutuhan akan layanan jarak jauh, diprediksi mendorong pertumbuhan pasar lebih lanjut.
|Baca juga: Harga Saham BTN (BBTN) dan BRI (BBRI) Terbang Usai BI Rate Turun?
|Baca juga: UUS Diminta Spin Off, AASI: Anggota Kami Sudah Mempersiapkan Diri!
Pandemi covid-19 juga berperan positif dalam adopsi blockchain di sektor asuransi, menyoroti pentingnya kepercayaan, transparansi, dan penilaian risiko yang akurat.
Dengan memanfaatkan blockchain, perusahaan asuransi dapat menilai risiko terkait covid-19 dengan lebih efisien, melalui analisis data dari berbagai sumber, seperti catatan medis dan media sosial.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News