Melalui Daily Write Up bertajuk Macro Update – October’s inflation update: Lower-than-expected inflation, ekonom Mirae Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto, menerangkan bahwa inflasi pada bulan Oktober melambat 5,71% yoy (vs. 5,95% yoy di bulan September). Lebih rendah dari ekspektasi konsensus 5,99% yoy serta perkiraan Mirae yang sebesar 5,90% yoy karena penurunan harga yang bergejolak menjadi 7,19% yoy (vs. 9,02% yoy pada bulan September). “Sebagian besar harga bahan pangan mengalami deflasi, antara lain cabai merah, telur, dan daging ayam,” jelasnya.
|Baca juga: BI Diperkirakan Kembali Naikkan Suku Bunga Acuan pada Oktober dan November
Dia menerangkan inflasi inti sedikit naik menjadi 3,3% yoy di bulan Oktober (dibandingkan ekspektasi konsensus sebesar 3,4% dan inflasi inti pada bulan September yang sebesar 3,2% yoy). Secara bulanan, inflasi inti turun menjadi 0,16% mom (vs 0,3% mom di September), terendah dalam 10 bulan terakhir.
“Kami menilai melambatnya konsumsi rumah tangga karena dampak kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi, menyebabkan inflasi inti cenderung stabil,” katanya.
Dengan inflasi yang lebih rendah dari ekspektasi, Rully memperkirakan BI akan menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate pada Rapat Dewan Gubernur bulan ini hanya sebesar 25 bps menjadi 5,0% setelah dua bulan berturut-turut dinaikkan sebesar 50 bps.
“Kami percaya, ekonomi domestik akan terus pulih tahun ini dengan pertumbuhan PDB FY22 meningkat menjadi 5,08% (vs. 3,69% di FY21), dengan surplus transaksi berjalan sebesar 0,5% terhadap PDB (vs 0,3% terhadap PDB di FY21) sejalan dengan melebarnya surplus neraca perdagangan,” jelasnya.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News