Media Asuransi, JAKARTA – Keputusan Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga kebijakan BI-7DRR tetap pada 3,50% dinilai sudah tepat karena ekonomi Indonesia masih dalam proses pemulihan.
Melalui Daily Write Up bertajuk Macro Update – July’s policy rate decision: Still focus on core inflation, ekonom Mirae Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto, mengatakan sesuai perkiraan, BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga kebijakan BI-7DRR tetap pada 3,50%.
|Baca juga: Bank Indonesia Pertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate Tetap 3,50 Persen
Begitu pula suku bunga deposit dan lending facility masing-masing pada 2,75% dan 4,25%. “Keputusan ini adalah langkah yang tepat karena perekonomian Indonesia masih dalam proses pemulihan sementara tekanan inflasi sebagian besar berasal dari masalah pasokan, terkait dengan kondisi cuaca. Ke depan, keputusan suku bunga sebagian besar akan bergantung pada perkembangan inflasi inti,” katanya.
Dia menjelaskan, likuiditas dalam sistem keuangan mengetat. Per 18 Juli 2022, total penempatan likuiditas perbankan pada instrumen moneter sebesar Rp673,7 triliun, turun dari puncaknya di Rp1.021,2 triliun pada akhir Januari 2022. “Kami menilai likuiditas perbankan saat ini masih memadai, jauh di atas level normal pra-pandemi. Kecukupan likuiditas di sistem keuangan tetap mendukung intermediasi industri perbankan. Pertumbuhan kredit perbankan terus membaik dengan kualitas kredit tetap terkendali,” tambahnya.
Sementara itu, rupiah masih menjadi salah satu mata uang dengan performa terbaik terhadap USD, dibandingkan dengan mata uang global lainnya. Rully percaya bahwa tekanan terhadap Rupiah akan stabil pada akhir tahun ini dan Rupiah akan berada pada level IDR14.585 terhadap USD, didukung oleh keseimbangan eksternal yang kuat serta berlanjutnya perbaikan ekonomi domestik.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News