1
1

BI Pamer Transaksi QRIS Tembus Rp262,1 Triliun di Kuartal I, AS Makin Panas Dingin?

Dewan Gubernur Bank Indonesia dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Bulan April 2025, di Jakarta, Rabu, 23 April 2025. | Foto: Media Asuransi/Angga Bratadharma

Media Asuransi, JAKARTAQuick Response Code Indonesian Standard (QRIS) terus menunjukkan taringnya sebagai sistem pembayaran digital andalan Indonesia. Pada kuartal I/2025, Bank Indonesia (BI) mencatat transaksi QRIS tembus 56,3 juta kali dengan nilai mencapai Rp262,1 triliun.

Lonjakan itu didukung oleh lebih dari 38 juta merchant, mayoritas berasal dari pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), serta pertumbuhan pengguna yang makin masif.

Tidak hanya di dalam negeri, Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, QRIS kini juga sudah bisa digunakan lintas negara seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand. BI juga tengah memperluas jangkauannya ke Jepang, Korea Selatan, India, China, dan Arab Saudi.

|Baca juga: Bank Indonesia Pertahankan BI-Rate di 5,75%

|Baca juga: Peruji Dorong Digitalisasi dan Penyatuan Data

Perry menegaskan QRIS mengadopsi standar global namun tetap disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan nasional. “QRIS adalah versi Indonesia dari standar global. Ini disusun bersama industri dan asosiasi sistem pembayaran, dan mendukung inklusi keuangan,” ujar Perry dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur BI, Rabu, 23 April 2025.

Namun, di tengah keberhasilan ini, Pemerintah Amerika Serikat melontarkan kritik tajam. Lewat laporan National Trade Estimate (NTE) yang dirilis Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR) pada 31 Maret 2025, kebijakan QRIS dan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) disebut menjadi hambatan perdagangan.

USTR menilai kebijakan tersebut dibuat tanpa melibatkan pemangku kepentingan global dan menyulitkan integrasi sistem pembayaran asing dengan sistem Indonesia.

Namun demikian, BI tetap melaju dengan inovasi terbarunya yakni QRIS Tap. Layanan berbasis teknologi Near Field Communication (NFC) ini diluncurkan pada 14 Maret 2025. Dalam waktu satu bulan, QRIS Tap berhasil mencatatkan 20,8 juta pengguna, volume transaksi 42,9 juta kali, dan nilai transaksi mencapai Rp3,24 miliar.

|Baca juga: Dua Seri Surat Utang Dian Swastatika (DSSA) Akan Jatuh Tempo 2 Bulan Lagi 

|Baca juga: 3 Kursi Direksi Asuransi Jasindo  Kosong

Deputi Gubernur BI Filianingsih Hendarta menyebut QRIS Tap telah digunakan di 1,44 juta merchant, mencakup sektor ritel, transportasi umum, rumah sakit, hingga UMKM. Saat ini, layanan hanya bisa diakses oleh pengguna Android dengan fitur NFC aktif, sementara iPhone belum bisa digunakan karena sistemnya masih tertutup.

QRIS Tap diharapkan menjadi solusi pembayaran cepat, terutama untuk sektor transportasi umum seperti MRT, LRT, KRL, dan Damri. Untuk mendukung penyebarannya, BI sudah menggandeng 15 penyedia jasa pembayaran, termasuk bank besar dan platform dompet digital.

Dengan pertumbuhan signifikan dan ekspansi teknologi yang masif, QRIS dan QRIS Tap menjadi bukti keseriusan BI dalam membangun ekosistem pembayaran digital nasional. Meski sempat mendapat sorotan dari AS, namun BI tetap optimistis inovasi ini akan membawa sistem keuangan Indonesia ke level global.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Bank Indonesia Pertahankan BI-Rate di 5,75%
Next Post IMF Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global, China, hingga India di 2025

Member Login

or