Media Asuransi, JAKARTA – Pasar properti Jakarta diprediksi mengalami periode pertumbuhan yang stabil. Kondisi itu didorong oleh fondasi ekonomi Indonesia yang tangguh dan pergeseran prioritas penyewa.
Menurut Market Outlook terkini CBRE Indonesia, pasokan baru yang terbatas di segmen primer akan mendukung stabilitas sewa, sementara ekspansi ritel berpengalaman dan berbasis logistik muncul sebagai pendorong pertumbuhan utama.
Managing Director-Advisory Services Indonesia Angela Wibawa mengatakan pasar properti Jakarta memasuki fase pertumbuhan berkelanjutan. Pasokan baru yang terbatas di segmen primer bakal mendukung stabilitas okupansi dan sewa, sementara perluasan ritel berbasis logistik tetap menjadi pendorong utama.
“CBRE berkomitmen memperluas kehadirannya di pasar Indonesia, yang sejalan dengan tren pertumbuhan ekonomi yang sedang berkembang,” kata Angela, pada saat media briefing perdana CBRE Indonesia, di Jakarta, dikutip dari keterangannya, Rabu, 19 November 2025.
Head of Research & Consultancy Anton Sitorus mengatakan Indonesia telah mempertahankan laju pertumbuhan yang mengesankan dengan rata-rata sekitar lima persen per tahun dalam lima tahun terakhir. Momentum ini diperkirakan berlanjut dengan proyeksi menunjukkan pertumbuhan serupa hingga 2027.
“Target ambisius pemerintah sebesar 6–8 persen pada 2029 mencerminkan keyakinan terhadap prospek jangka panjang negara ini. Stabilitas ini lebih dari sekadar angka —ini adalah landasan di mana keputusan properti dibuat, mulai dari ekspansi multinasional hingga investasi lokal,” kata Anton.
Co-Head of Office Services Judy Sinurat menambahkan sektor perkantoran mencerminkan transformasi. Era di mana ukuran besar menjadi daya tarik utama telah berlalu. Saat ini, perusahaan mengejar kualitas, keberlanjutan, dan fleksibilitas.
“Menara berlabel hijau dengan fasilitas canggih sangat diminati, karena penyewa mencari ruang yang mencerminkan nilai merek mereka dan mendukung kesejahteraan karyawan,” ungkapnya.
Head of Industrial & Logistics Services Ivana Susilo menjelaskan di luar pusat kota, narasi industri juga sama menariknya. Seiring dengan perubahan kebiasaan konsumen akibat e-commerce dan posisi Indonesia sebagai pusat manufaktur kendaraan listrik, tambahnya, permintaan akan lahan industri dan fasilitas logistik modern terus meningkat.
“Hal ini tercermin dalam tingkat okupansi yang tinggi di kawasan industri dan pusat logistik utama di wilayah tersebut. Akibatnya, harga lahan industri serta sewa logistik tetap stabil, namun tekanan semakin meningkat karena pasokan kesulitan mengikuti permintaan,” pungkasnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
