Media Asuransi, JAKARTA – Perekonomian Indonesia saat ini masih menghadapi berbagai tantangan, khususnya perlambatan ekonomi global dan memanasnya situasi di Timur Tengah. Harga minyak dunia cenderung naik yang akan berdampak terhadap pada biaya logistik di Indonesia.
“Kita masih dihadapkan dengan berbagai tantangan, seperti pelambatan ekonomi global, hingga eskalasi tensi geopolitik di kawasan Timur Tengah. Dengan semangat Idulfitri, mari tingkatkan sinergi dan kolaborasi untuk mencapai target dan sasaran ekonomi yang telah kita tentukan,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam keterangan resmi, Selasa, 16 April 2024.
Seusai halal bihalal dengan seluruh pegawai Kemenko Perekonomian, Menko Airlangga menjelaskan bahwa eskalasi tensi geopolitik ini bukan sesuatu yang diharapkan. Walau demikian, Indonesia tetap akan memonitor perkembangan situasinya dalam satu sampai dua bulan ke depan.
|Baca juga: Survei Bank Indonesia: Optimisme Konsumen Meningkat
“Tentu kita lihat berbagai skenario, tetapi saat ini kita monitor situasi dulu, tidak boleh overreacting. Jadi, saat ini belum ada kebijakan khusus, namun yang sekarang paling penting kita jaga tentunya adalah biaya logistik. Kemarin sebelum ada kasus Iran saja harga minyak dunia sudah naik, tapi tentu kita terus jaga, karena biaya transportasi utamanya dipengaruhi dari biaya BBM. Pemerintah sudah berkomitmen bahwa BBM tidak akan naik sampai Juni 2024,” tuturnya.
Menurut Airlangga, pemerintah juga terus berkoordinasi dengan Bank Indonesia dan otoritas terkait untuk menjaga sektor makro dan riil, serta fiskal dan moneter. Selain itu, pemerintah juga akan tetap mengoptimalkan peran APBN sebagai bantalan.
“Kita melihat dari segi investasi yang naik itu biasanya safe haven investment yaitu komoditas emas, tapi kita juga ada kenaikan nikel. Kita menjaga agar investasi tidak bergeser sehingga secara konkret kita merestrukturisasi perekonomian, baik itu dengan implementasi UU Cipta Kerja maupun de-bottlenecking dari perizinan investasi, mendorong berbagai Kawasan Ekonomi Khusus, dan menyelesaikan beberapa Proyek Strategis Nasional,” jelasnya.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News