1
1

Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah

Ilustrasi. | Foto: Allianz

Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah pada pekan pertama Maret 2025, menunjukkan angka yang cukup stabil. Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia (BI) menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah secara periodik.

Perkembangan Nilai Tukar 3 – 6 Maret 2025

|Baca juga:Cadangan Devisa RI Tergerus Jadi US$154,5 Miliar di Akhir Februari, Dipakai Bayar Utang dan Jaga Rupiah!

Pada akhir hari Kamis, 6 Maret 2025

  1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.325 per dolar AS.
  2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 6,85 persen.
  3. DXY melemah ke level 104,06.
  4. Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun naik ke 4,278 persen.

DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).

UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

|Baca juga:Rupiah Perkasa Terhadap Dolar AS Respons Pelonggaran Tarif AS

Pada pagi hari Jumat, 7 Maret 2025

  1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp16.320 per dolar AS.
  2. Yield SBN 10 tahun naik ke 6,87 persen.

Aliran Modal Asing (Minggu IV Februari 2025)

  1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 6 Maret 2025 sebesar 76,28 bps (basis points), turun dibanding dengan 28 Februari 2025 sebesar 77,79 bps.
  2. Berdasar data transaksi 3-6 Maret 2025, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp8,99 triliun, terdiri dari beli neto Rp0,34 triliun di pasar saham, Rp9,53 triliun di pasar SBN, dan jual neto Rp0,88 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
  3. Selama tahun 2025, berdasarkan data setelmen sampai dengan 6 Maret 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp20,12 triliun di pasar saham, beli neto Rp19,01 triliun di pasar SBN dan Rp6,11 triliun di SRBI.

“Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dalam keterangan resmi yang dikutip Media Asuransi, Senin, 10 Maret 2025.

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Sinar Mas Agro (SMAR) Pertahankan Rating idAA- dari Pefindo
Next Post Laba Bank QNB Indonesia (BKSW) Tumbuh 24,78% Jadi Rp86,4 Miliar di 2024
mediaasuransi_pd_728x90_std_hsbc mediaasuransi_pd_300x600_std_hsbc mediaasuransi_pd_300x250_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x100_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x50_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x480_std_hsbc

Member Login

or