Media Asuransi, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menyampaikan data Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia pada kuartal II/2024 mencatat kewajiban neto yang menurun. Pada akhir kuartal II/2024, PII Indonesia mencatat kewajiban neto US$247,3 miliar, turun dibandingkan dengan kewajiban neto pada akhir kuartal I/2024 sebesar US$253,9 miliar.
“Penurunan kewajiban neto tersebut bersumber dari peningkatan posisi Aset Finansial Luar Negeri (AFLN) dan penurunan posisi Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN),” kata Asisten Gubernur dan Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, dalam keterangan resmi yang dikutip Kamis, 5 September 2024.
|Baca juga: Bank Indonesia Tawarkan Proyek dan Produk Investasi Indonesia ke Jepang
Dia jelaskan, posisi AFLN Indonesia meningkat didorong peningkatan investasi penduduk pada berbagai instrumen finansial luar negeri. Posisi AFLN pada akhir kuartal II/2024 tercatat sebesar US$491,5 miliar, naik 1,2 persen quarter to quarter (qtq) dari US$485,7 miliar pada akhir kuartal I/2024.
Peningkatan posisi tersebut bersumber dari kenaikan penempatan pada hampir seluruh komponen AFLN, terutama dalam bentuk instrumen utang. “Peningkatan posisi AFLN lebih lanjut juga dipengaruhi oleh faktor perubahan lainnya terkait kenaikan harga beberapa aset finansial luar negeri,” tutur Erwin.
Menurut dia, posisi KFLN Indonesia menurun di tengah tetap solidnya aliran masuk modal asing pada investasi langsung dan investasi portofolio. Posisi KFLN Indonesia turun 0,1 persen qtq dari US$739,6 miliar pada akhir kuartal I/2024 menjadi US$738,7 miliar pada akhir kuartal II/2024.
Investasi langsung dan investasi portofolio tetap membukukan surplus sebagai cerminan terjaganya optimisme investor terhadap prospek ekonomi domestik, inflasi yang rendah, dan imbal hasil investasi yang menarik. Perkembangan posisi KFLN lebih lanjut dipengaruhi oleh penurunan nilai instrumen keuangan domestik seiring penguatan nilai tukar dolar AS terhadap mayoritas mata uang global, termasuk rupiah, dan penurunan harga saham domestik.
|Baca juga: BI Hadirkan Tiga Proyek Investasi Strategis dalam Forum Bisnis Indonesia di AS
“Bank Indonesia memandang perkembangan PII Indonesia pada kuartal II/2024 tetap terjaga sehingga mendukung ketahanan eksternal. Hal ini tecermin dari rasio PII Indonesia terhadap PDB pada kuartal II/2024 sebesar 18,1 persen, lebih rendah dari 18,4 persen pada kuartal I/ 2024,” kata Erwin.
Selain itu, struktur kewajiban PII Indonesia juga didominasi oleh instrumen berjangka panjang (92,8 persen) terutama dalam bentuk investasi langsung.
Dia tambahkan, Bank Indonesia senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek PII Indonesia dan terus memperkuat respons bauran kebijakan yang didukung sinergi kebijakan yang erat dengan pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal. “Selain itu, Bank Indonesia akan terus memantau potensi risiko terkait kewajiban neto PII terhadap perekonomian,” tegasnya.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News