Media Asuransi, JAKARTA – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa bangsa Indonesia harus tetap optimistis namun tetap hati-hati dan waspada dalam menghadapi kondisi global di tahun 2023 yang masih penuh ketidakpastian dan sulit diprediksi.
“Kita semuanya harus optimistis tahun depan tetapi tetap harus hati-hati, harus waspada setiap membuat policy, fiskal moneter harus selalu berbicara, harus selalu berdampingan sehingga semua policy yang ada itu betul-betul bermanfaat bagi rakyat dan negara,” ujar Presiden Jokowi dalam kutipan Setkab.
Jokowi menegaskan bahwa ada 3 hal yang harus diperhatikan dalam menghadapi kondisi global tersebut. Pertama, adalah ekspor. Presiden menyampaikan, nilai ekspor Indonesia yang tahun lalu dan sekarang melompat sangat tinggi.
|Baca juga: Presiden Kembali Ingatkan Perekonomian Global Sulit Diprediksi
“Problem di China yang belum selesai sehingga ekonomi mereka juga turun karena policy nol Covid-19. Kemudian di Uni Eropa juga sama. Pelemahan ekonomi pasti, resesinya kapan, tinggal ditunggu saja, kita tunggu saja tapi pelemahan ekonomi pasti. Di Amerika juga sama, Fed Funds Rate terus naik. Artinya, itu mengerem pertumbuhan, artinya ekonominya pasti akan melemah. Ekspor kita ke sana juga gede banget, ekspor kita ke China itu gede banget, ke Uni Eropa juga gede. Oleh sebab itu, hati-hati,” ujar Jokowi.
Kedua, adalah investasi. Presiden menilai, upaya reformasi struktural yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia mendorong timbulnya kepercayaan dari para investor.
“Dilihat bahwa kita memang ingin membangun sebuah cara-cara kerja baru, kita ingin membangun sebuah mindset baru, itulah yang menimbulkan trust dan kepercayaan terhadap kita. Tapi hati-hati, masih perlu policy-policy yang kita reform, dan perlu pelaksanaan di lapangan yang benar,” ujarnya.
|Baca juga: Presiden Jokowi: Krisis Multidimensional Menjadi Tantangan Tersendiri
Di tahun 2023 pemerintah menargetkan investasi sebesar Rp1.400 triliun atau meningkat dari tahun 2021 yang sebesar Rp900 triliun dan tahun 2022 sebesar Rp1.200 triliun. “Saya titip tadi kepada seluruh kementerian, kepada gubernur, kepada bupati, kepada wali kota, jangan sampai ada yang mempersulit, mengganggu capital inflow atau arus modal masuk dalam rangka investasi ini. Karena ini menjadi salah satu kunci pertumbuhan ekonomi kita,” kata Presiden.
Presiden menambahkan, pemerataan pembangunan juga berdampak besar pada peningkatan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru. “Tadi saya mendapatkan laporan bahwa sekarang investasi di luar Jawa itu sudah lebih besar dari Pulau Jawa. Dulu biasanya angkanya 70:30, Jawa 70, luar Jawa 30, sekarang luar Jawa sudah 53 persen. Inilah menurut saya keberhasilan membangun infrastruktur yang diikuti menumbuhkan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru dan diikuti oleh investasi yang menuju ke luar Jawa,” tuturnya.
Ketiga, Presiden menekankan pentingnya untuk menjaga konsumsi rumah tangga yang sangat berdampak pada produk domestik bruto (PDB) nasional. “Hati-hati mengenai pasokan pangan, hati-hati mengenai pasokan energi, yang harus betul-betul kita jaga agar konsumsi rumah tangga ini tetap tumbuh dengan baik, sehingga growth kita akan sesuai dengan target yang telah kita buat,” tegasnya.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News