1
1

Prompt Manufacturing Index-BI: Kinerja Industri Pengolahan Tetap Kuat

Ilustrasi pabrik kendaraan bermotor. | Foto: Ist

Media Asuransi, JAKARTA – Data Bank Indonesia (BI) atas Prompt Manufacturing Index (PMI)-BI pada kuartal IV/2023 menunjukkan bahwa kinerja industri pengolahan tetap kuat. Perkembangan PMI-BI tersebut sejalan dengan kegiatan kinerja Lapangan Usaha (LU) yang berada dalam fase ekspansi.

Menurut Asisten Gubernur dan Kepala Departemen Komunikasi​ BI, Erwin Haryono, kinerja LU Industri Pengolahan pada kuartal IV/2023 tetap kuat dan masih berada pada fase ekspansi, ditandai dengan indeks >50 persen. “Hal tersebut tecermin dari PMI-BI kuartal IV/2023 sebesar 51,20 persen, meski lebih rendah dari 52,93 persen pada kuartal sebelumnya,” jelasnya dalam keterangan resmi yang dikutip Jumat, 19 Januari 2024.

|Baca juga: Prompt Manufacturing Index-BI: Kinerja Industri Pengolahan Meningkat di Kuartal III/2023

Ditambahkan, berdasar komponen pembentuk PMI-BI, Volume Persediaan Barang Jadi meningkat. Sementara itu Volume Produksi dan Volume Total Pesanan masih berada dalam fase ekspansi.

Berdasar Sublapangan Usaha (sub-LU), mayoritas sub-LU masih berada pada fase ekspansi. Indeks tertinggi terjadi pada Industri Alat Angkutan, diikuti oleh Industri Mesin dan Perlengkapan serta Industri Kulit, Barang dari Kulit, dan Alas Kaki.

Erwin menuturkan bahwa perkembangan PMI-BI tersebut sejalan dengan perkembangan kegiatan LU Industri Pengolahan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia yang juga berada pada fase ekspansi. “Dengan nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 1,0 persen,” tegasnya.

Pada kuartal I/2024, kinerja LU Industri Pengolahan yang tecermin dari PMI-BI diprakirakan meningkat dengan indeks 53,39 persen. Berdasar komponen pembentuknya, seluruh komponen diprakirakan berada pada fase ekspansi dengan indeks tertinggi terjadi pada komponen Volume Produksi, diikuti oleh Volume Total Pesanan dan Volume Persediaan Barang Jadi.

Mayoritas sub-LU juga diprakirakan berada pada fase ekspansi, dengan indeks tertinggi pada Industri Kulit, Barang dari Kulit, dan Alas Kaki, diikuti oleh Industri Kayu, Barang dari Kayu, Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya, serta Industri Pengolahan Tembakau.

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post IEA-OPEC Ramal Permintaan Tumbuh Kuat, Harga Minyak Dunia Naik
Next Post IHSG Diprediksi Menguat Terbatas, Ajaib Rekomendasikan ADMR, SMDR, BSDE

Member Login

or