1
1

IEA-OPEC Ramal Permintaan Tumbuh Kuat, Harga Minyak Dunia Naik

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Harga minyak ditutup lebih tinggi pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB). Penguatan terjadi setelah Badan Energi Internasional (IEA) bergabung dengan kelompok produsen OPEC yang memperkirakan pertumbuhan kuat dalam permintaan minyak global.

Mengutip The Business Times, Jumat, 19 Januari 2024, harga minyak mentah berjangka Brent naik US$1,22 atau 1,6 persen menjadi US$79,10 per barel. Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik US$1,52 atau dua persen menjadi US$74,08.

|Baca: Rebound Saham Teknologi Jadi Pemantik Wall Street Menghijau

Pedagang minyak juga mengkhawatirkan risiko geopolitik di Timur Tengah. Pakistan melakukan serangan di Iran, menargetkan militan separatis Baluchi, kata kementerian luar negeri negara itu, dua hari setelah Iran melakukan serangan di wilayah Pakistan.

Badan Informasi Energi AS melaporkan penurunan persediaan minyak mentah yang lebih besar dari perkiraan sebesar 2,5 juta barel dalam pekan yang berakhir 12 Januari. “Ketakutan akan peningkatan total persediaan dalam jumlah besar belum terwujud, sehingga sedikit mendukung harga,” kata Analis UBS Giovanni Staunovo.

Laporan bulanan IEA memperkirakan permintaan minyak akan tumbuh sebesar 1,24 juta barel per hari (bph) pada 2024, naik 180 ribu barel per hari dari proyeksi sebelumnya.

OPEC perkirakan permintaan minyak  naik

Sedangkan Organisasi Negara-Negara Penghasil Minyak (OPEC) memperkirakan pertumbuhan permintaan sebesar 2,25 juta barel per hari tahun ini, tidak berubah dari perkiraan pada Desember. Kelompok produsen juga mengatakan permintaan minyak diperkirakan meningkat sebesar 1,85 juta barel per hari pada 2025 menjadi 106,21 juta barel per hari.

Direktur eksekutif IEA Fatih Birol memperkirakan pasar minyak akan nyaman dan seimbang tahun ini meskipun ada ketegangan di Timur Tengah, meningkatnya pasokan, dan melambatnya pertumbuhan permintaan.

Di Amerika Serikat, sekitar 40 persen produksi minyak di Dakota Utara masih ditutup karena cuaca dingin ekstrem dan tantangan operasional, kata otoritas saluran pipa di negara bagian penghasil minyak utama tersebut. “Pekan lalu, Amerika Serikat kembali memproduksi minyak mentah sebesar 13,3 juta barel per hari,” pungkas EIA.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post 10 Perusahaan Asuransi Tidak Lanjutkan Bisnis Syariah, AASI: Keputusan dari Para Pemegang Saham!
Next Post Prompt Manufacturing Index-BI: Kinerja Industri Pengolahan Tetap Kuat

Member Login

or