1
1

Waduh, PMI Manufaktur Indonesia Turun Lagi di November 2021

Media Asuransi, JAKARTA – Indeks Manufaktur Indonesia pada bulan November 2021 tercatat kembali turun dibandingkan dengan bulan Oktober 2021 yang dipicu oleh tekanan harga. Meski demikian, posisi PMI Manufaktur Indonesia masih dalam level ekspansi.

Menurut data PMI™ IHS Markit terkini, Purchasing Managers’ Index™ (PMI™) Manufaktur Indonesia dari IHS Markit tercatat di posisi 53,9 pada bulan November, turun dari 57,2 pada bulan Oktober. Ini menggambarkan tiga bulan berturut-turut kondisi bisnis membaik di seluruh sektor manufaktur Indonesia. 

Economics Associate Director IHS Markit, Jingyi Pan, mengatakan menurut data terkini PMI Manufaktur Indonesia dari IHS Markit, momentum pertumbuhan di sektor manufaktur Indonesia pada bulan November menurun dari rekor laju bulan Oktober, tetapi masih bertahan kuat untuk menandakan pemulihan berkelanjutan dari gelombang Covid-19 Delta. 

“Perusahaan juga terus memperluas kapasitas tenaga kerja mereka dan meningkatkan aktivitas pembelian di tengah harapan kenaikan output di masa mendatang, yang mana merupakan tanda positif. 

Namun, sambungnya, hambatan pasokan terus memengaruhi negara Asia Tenggara ini, dengan perusahaan melihat waktu pemenuhan pesanan lebih lama dan tekanan harga masih terus ada. Meski demikian, tingkat perpanjangan waktu pengiriman dari pemasok berkurang pada bulan November, kemungkinan menggambarkan tanda-tanda perbaikan menuju akhir tahun. 

|Baca juga: PMI Manufaktur Indonesia pada Oktober 2021 Menguat Lagi

Produksi manufaktur di Indonesia mengalami ekspansi selama tiga bulan berturut-turut karena gangguan gelombang Covid-19 Delta berkurang. Output juga didukung oleh kenaikan permintaan, dengan total pesanan baru juga mengalami ekspansi selama tiga bulan berturut-turut. 

Akan tetapi, kedua tolok ukur melihat tingkat ekspansi berkurang dari rekor terbaik sepanjang waktu yang tercatat pada bulan Oktober. Namun, permintaan asing terus menurun, jatuh selama lima bulan berturut-turut. Menurut bukti anekdotal, kurangnya permintaan asing dan rendahnya tingkat inventaris merupakan penyebab penurunan pada bulan November. 

Namun demikian, kenaikan permintaan dan produksi melihat kenaikan aktivitas pembelian di sektor manufaktur Indonesia sehingga inventaris pra produksi terus naik pada bulan November. Sedangkan inventaris pasca produksi juga naik, dan untuk pertama kalinya sejak bulan Agustus kenaikannya hanya pada kisaran marginal. 

Responden survei menyoroti penundaan pengiriman keluar dan kenaikan produksi menyumbang kenaikan pada bulan November. Sementara itu tingkat ketenagakerjaan naik di survei terkini meski hanya marginal. Ini karena perusahaan manufaktur Indonesia memperluas kapasitas tenaga kerja mereka sejalan dengan produksi. 

Namun demikian, penumpukan pekerjaan mengalami akumulasi dengan perusahaan menunjukkan bahwa kenaikan permintaan dan hambatan pengiriman mendorong kenaikan pekerjaan yang belum terselesaikan. Tentu saja, waktu pemenuhan pesanan terus memburuk di sektor manufaktur Indonesia di tengah-tengah laporan kemacetan pengiriman dan lalu lintas. 

|Baca juga: Kondisi Manufaktur di Seluruh ASEAN Stabil

Tekanan harga adalah masalah lain yang harus terus dihadapi oleh perusahaan manufaktur Indonesia, dengan perusahaan melihat harga input dan biaya output kembali naik pada bulan November. Inflasi harga input mengalami akselerasi pada bulan November ke posisi tinggi delapan tahun, didorong oleh kenaikan biaya bahan baku dan transportasi di samping kekurangan di pihak pemasok sehingga perusahaan manufaktur berlanjut meneruskan beban kenaikan biaya kepada pelanggan dengan menaikkan harga. 

Sementara itu, sentimen bisnis secara keseluruhan bertahan positif pada bulan November, namun turun ke posisi terendah dalam 18 bulan. Responden survei secara umum berharap bahwa pemulihan ekonomi dari gelombang Covid-19 Delta akan terus berlanjut namun beberapa di antaranya khawatir dengan efek sisi virus.

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Prospek Sektor Kesehatan Masih Cerah, Saham HEAL Jadi Top Pick
Next Post Outlook Rating CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) Direvisi Jadi Stabil

Member Login

or