Media Asuransi, JAKARTA – Selama ini mungkin Anda telah rajin joging atau bahkan cukup sering ikut event lari. Namun, apakah Anda tahu bahwa ada berbagai jenis olahraga lari yang umum sebagai rutinitas. Pengertian rutinitas di sini mengacu sebagai bukan olahraga prestasi, namun semacam hobi yang dijalani secara rutin.
Lari memang salah satu olahraga yang murah dan mudah dilakukan. Dikatakan murah, karena Anda tidak dituntut untuk memiliki perlengkapan khusus berharga mahal untuk dapat menjalani olahraga ini. Mudah, karena dapat dilakukan di manapun dan kapanpun. Misalnya pagi hari, di sekitar kompleks perumahan.
Walaupun tentu saja dapat menjadi mahal bagi ‘kaum mendang-mending’, jika ingin memiliki sepatu khusus running seri terbaru dari pabrikan ternama, begitu pula dengan perlengkapan lain termasuk jam tangan, kaos, dan celana bermerk. Atau yang sudah agak serius, gemar mengikuti event lari di luar kota atau luar negeri.
|Baca juga: Tips Persiapan Jelang Turnamen Lari
Nah, terlepas apakah menjadi olahraga murah atau mahal, kita yang gemar olahraga ini atau yang baru akan memulai hobi ini, sebaiknya mengenal beberapa jenis lari. Sekadar menjadi pengetahuan, atau bahan menyusun program latihan.
Berikut ini jenis-jenis lari yang paling umum dan biasa dikenal sebagai olahraga rutinitas, yang dikutip dari laman Hellosehat dan laman Gymfitnessindo:
1. Base Run
Base run atau lari dasar, adalah jenis lari yang satu ini adalah yang paling mudah. Lari dasar tidak memerlukan jarak yang jauh, cukup di sekitar kompleks rumah tempat Anda tinggal. Anda dapat lari dengan rute sedang-sedang saja dengan kecepatan senyaman mungkin.
Sebagai lari yang paling mudah, lari mendasar ini tidaklah begitu menantang. Lari dasar ini bertujuan untuk meningkatkan daya tahan dan cocok untuk para pemula. Anda harus teratur melakukannya dan menambahkan intensitas maupun jarak latihan ini, guna meningkatkan performa tubuh secara bertahap.
2. Progression
Jenis lari yang satu ini bertujuan untuk mengetahui kecepatan lari maksimal yang dapat dicapai. Pada lari jenis ini, Anda dapat mulai berlari dengan kecepatan yang senyaman mungkin, kemudian berkembang ke kecepatan yang lebih tinggi, hingga semaksimal mungkin yang bisa dicapai.
|Baca juga:5 Alasan Mengapa Kita Perlu Pakai Sepatu Lari untuk Aktivitas Sehari-hari
Komposisi lari ini biasanya 5:1, yaitu lima menit berlari dengan kecepatan normal, lalu satu menit berlari secepat-cepatnya.
3. Long Run
Long run atau lari jarak jauh, bertujuan untuk melatih ketahanan dibandingkan kecepatan. Lari jarak jauh ini biasanya menghabiskan waktu yang lama, minimal cukup lama untuk membuat tubuh Anda merasa lelah.
Tujuan utamanya adalah mmembangun daya tahan murni tubuh Anda, dengan cara mnempuh jarak yang sejauh mungkin. Jarak lari yang akan Anda tempuh, tergantung pada kondisi dan mungkin dapat berubah sesuai meningkatkan ketahanan tubuh.
4. Lari Interval
Lari jenis ini mengombinasikan lari cepat dan lari biasa. Caranya agak mirip dengan lari progression, yakni Anda mengombinasikan kecepatan lari. Hanya saja, tidak ada patokan waktu untuk melakukannya.
Misalnya, Anda berlari cepat selama waktu yang ditentukan. Kemudian kurangi kecepatan lari sesuai waktu yang juga sudah ditentukan. Setelah itu, lakukan kembali lari cepat.
Manfaat lari ini adalah untuk melatih efisiensi berlari serta membentuk daya tahan terhadap kelelahan setelah berlari.
5. Tempo Run
Jenis lari ini cukup berat, sehingga harus disesuaikan dengan kemampuan. Lari jenis ini ditentukan dalam waktu tertentu. Misalnya, dalam waktu 10 menit, 15 menit, 30 menit, dan seterusnya.
|Baca juga: Perbedaan Sepatu Lari dan Sepatu Jalan
Dalam waktu atau tempo yang ditentukan tersebut, berlarilah dengan pace (kecepatan) yang sudah Anda tentukan. Tujuan dari lari jenis ini adalah untuk meningkatkan kecepatan saat akan berpartisipasi dalam lomba lari jarak jauh.
6. Fartlek
Jenis lari ini adalah kombinasi lari dasar, interval, dan tempo. Anda diharuskan menggabungkan lari dasar dengan kecepatan dan jarak yang bervariasi. Fartlek berasal dari istilah bahasa Swedia yang berarti “permainan cepat”.
Fartlek seringkali tidak memiliki struktur yang tetap, dikembalikan pada kondisi tubuh. Sebagai contoh, berlari dengan kecepatan tinggi selama lima menit, kemudian melakukan lari dasar ketika napas mulai berat. Setelah pulih, dapat menerapkan lari interval.
7. Hill Repeats
Sesuai namanya, lari ini melibatkan sedikit pendakian ke permukaan yang lebih tinggi secara bolak-balik. Saat berlatih hill repeats, yang perlu Anda lakukan adalah lari ke atas bukit secepat mungkin, lari turun kembali, dan ulangi proses ini. Jumlah pengulangan lari tidaklah sama, tapi harus tetap mempertimbangkan kondisi fisik dan pengalaman Anda.
Manfaat dari lari jenis ini adalah melatih kemampuan aerobik dan meningkatkan daya tahan, kecepatan, serta kekuatan. Tetapi Anda hanya boleh melakukan jenis lari ini setelah terbiasa lari.
8. Recovery Run
Lari jenis ini seperti halnya gerakan pendinginan. Lari pemulihan mengacu pada jenis lari jarak pendek dan kecepatan rendah. Pada recovery run, Anda dapat lebih bersantai, mengatur napas lebih longgar, tanpa memaksa tubuh secara berlebihan. Lari ini sangat baik untuk mengembalikan detak jantung ke ritme yang normal.
Jenis lari ini ini biasanya digunakan sebagai bagian latihan setelah latihan fisik yang intensif. Untuk lari pemulihan, Anda harus membiarkan tubuh pulih dari kelelahan akibat aktivitas, seperti lari jangka panjang sebelumnya.
Nah, itulah jenis-jenis ‘lari rutinitas’ yang biasanya dikenal oleh para penghobi olahraga ini. Setelah Anda mengenalnya, tak ada salahnya untuk mencoba. Ingat, yang tahu batas kemampuan tubuh kita adalah kita sendiri.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News