Media Asuransi, JAKARTA – Stabilitas sistem keuangan merujuk pada kondisi di mana suatu sistem keuangan yang terdiri dari lembaga-lembaga keuangan, pasar keuangan, dan infrastruktur keuangan, dapat berfungsi dengan baik. Selain itu, memiliki ketahanan terhadap tekanan serta gangguan.
|Baca: Pentingnya Membangun Ketahanan Industri di Lanskap Asuransi Asia
Keberhasilan sistem keuangan dalam mencapai dan mempertahankan stabilitasnya menjadi kunci penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Stabilitas sistem keuangan melibatkan beberapa aspek, yakni:
Stabilitas lembaga keuangan
Lembaga-lembaga keuangan, seperti bank, asuransi, dan perusahaan sekuritas, harus beroperasi dengan baik dan memiliki kekuatan finansial yang cukup untuk menghadapi risiko yang mungkin timbul.
Stabilitas pasar keuangan
Pasar keuangan yang efisien dan berfungsi dengan baik membantu menyediakan sumber daya finansial yang diperlukan untuk investasi dan pertumbuhan ekonomi. Ketidakstabilan dalam pasar keuangan dapat mengakibatkan volatilitas harga yang tinggi dan ketidakpastian.
Stabilitas infrastruktur keuangan
Sistem pembayaran, kliring, dan penyelesaian transaksi harus stabil dan andal. Ketidakstabilan dalam infrastruktur keuangan dapat mengakibatkan gangguan besar dalam sistem keuangan.
Stabilitas makroekonomi
Keseimbangan makroekonomi yang baik, seperti inflasi yang terkendali, pertumbuhan ekonomi yang stabil, dan tingkat pengangguran yang rendah, juga berkontribusi pada stabilitas sistem keuangan.
Faktor-faktor yang dapat mengancam stabilitas sistem keuangan termasuk krisis keuangan, perubahan pasar yang tiba-tiba, masalah likuiditas, dan risiko-risiko sistemik lainnya. Oleh karena itu, regulator dan otoritas keuangan memiliki peran penting dalam mengawasi dan mengelola risiko-risiko ini untuk menjaga stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News