Media Asuransi, JAKARTA – Dugaan serangan siber pada sistem digital Bank Syariah Indonesia (BSI) beberapa hari ini menjadi sorotan, lantaran menimbulkan terhambatnya akses layanan yang berujung pada terganggunya perekonomian beberapa pihak. Anggota Komisi XI DPR RI, Hendrawan Supratikno, ikut angkat bicara mengenai masalah tersebut.
Hendrawan meminta keamanan siber (cyber security) di dunia perbankan harus dibuat berlapis. Hal ini dalam rangka mengurangi kejahatan di era digital, yang baru-baru ini dialami oleh Bank Syariah Indonesia (BSI) yang mengalami peretasan. Hendrawan juga berpesan, setiap bank harus berhati-hati pada para oknum, baik dari internal maupun eksternal.
|Baca juga: Soal Dugaan Pembobolan Server BSI, Ini Pentingnya Memiliki Polis Asuransi Siber
“Cyber security (keamanan jagad maya) merupakan fokus manajemen risiko di era digital. Itu alasan manajemen keamanannya dilakukan berlapis-lapis. Setiap pembobolan harus diselidiki secara seksama. Dalam sejumlah kasus, ada persekongkolan antara orang dalam, konsultan IT, dan spesialis pembobol (hackers),” katanya, dikutip dalam laman DPR, Kamis 11 April 2023.
Sementara itu PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) telah menyampaikan permohonan maaf atas kendala yang dialami nasabah dalam mengakses layanan BSI, sekaligus menegaskan komitmen untuk menjaga keamanan dana dan data milik nasabah.
Direktur Utama BSI, Hery Gunard,i menuturkan bahwa pihaknya terus melakukan proses normalisasi dengan fokus utama untuk menjaga dana dan data nasabah tetap aman, dan hingga saat ini proses normalisasi layanan telah dilakukan dengan baik.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News