Direktur & Financial Officer Chief Allianz Life Indonesia, Edwin Prayitno, menjelaskan bahwa aktuaris memainkan peran sentral dengan menggunakan keahlian mereka untuk melakukan penilaian risiko yang mungkin terjadi, sehingga membantu perusahaan untuk membuat keputusan yang tepat.
Saat ini Allianz Life Indonesia memiliki 38 aktuaris, termasuk di dalamnya terdapat 7 fellow dan 8 associate pemegang gelar profesi/sertifikasi dari Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI) dan Society of Actuaries dan Institute and Faculty of Actuaries UK. “Jumlah aktuaris yang kami miliki sudah melebihi batas yang dipersyaratkan oleh regulator. Target jumlah tenaga aktuaris sampai akhir 2023 adalah 38 orang,” kata Edwin kepada Media Asuransi.
Menurut Edwin, aktuaris memainkan peran penting dalam penerapan PSAK 74, yang merupakan adopsi atas standar IFRS 17 yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASB). Standar ini bertujuan memberikan pelaporan kontrak asuransi yang lebih transparan dan konsisten sehingga mempermudah melakukan komparasi atas kinerja antarperusahaan.
Aktuaris bekerja sama dengan tim teknologi informasi, dan tim akuntansi menyusun ekosistem penerapan PSAK 74 di dalam perusahaan. Aktuaris juga berperan untuk menghitung Saldo Awal Transisi (Transition Opening Balance). Aktuaris bertanggung jawab untuk menetapkan berbagai asumsi, termasuk tingkat mortalitas, tingkat morbiditas, tingkat lapse, hasil investasi, dan lainlain. Asumsi-asumsi ini akan menuju pada pengukuran liabilitas asuransi yang akuntabel,” paparnya.
Edwin mengatakan bahwa perusahaan memberikan remunerasi yang kompetitif bagi para aktuaris, termasuk tunjangan dan insentif untuk ikut ujian guna mendapatkan gelar profesi, serta memberikan cuti untuk persiapan mengikuti ujian tersebut.
“Kami juga mengembangkan internal talent, yakni lingkup kerja aktuaris di Allianz sekarang sudah diperluas dan diberikan tanggung jawab lebih untuk memimpin team member yang lebih junior. Team member junior ini dapat berupa new joiner yang sudah memiliki pengalaman bekerja dari perusahaan lain atau fresh graduate yang baru lulus dari universitas. Kami juga memiliki beberapa lulusan dari ‘Allianz Indonesia Management Associate’ program pengembangan SDM di Allianz, yang kemudian memilih bergabung di divisi aktuaria,” jelasnya.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News