Di industri asuransi, banyak top eksekutif perusahaan yang memiliki latar belakang pendidikan yang jauh dari dunia asuransi maupun industri jasa keuangan. Hal ini pula yang terjadi pada Dato’ Dr Sharifuddin Bin Abdul Wahab, Presiden Direktur PT KSK Insurance Indonesia.
Dari segi pendidikan, pria kelahiran April 1956 ini memiliki gelar akademik Masters of Science untuk bidang Animal Reproduction dari Universiti Pertanian Malaysia tahun 1983. Namun perjalanan karier membawanya berkelana dari profesi sebagai dosen, eksekutif di perusahaan kesehatan, eksekutif di perusahaan konstruksi, hingga saat ini menjadi eksekutif di perusahaan asuransi umum.
Dato’ telah cukup lama mengenal industri asuransi umum di Indonesia, karena tahun 2016, dia dipercaya untuk menjadi Presiden Komisaris KSK Insurance Indonesia. “Hingga akhirnya dipercaya untuk memimpin perusahaan ini sebagai presiden direktur,” katanya saat ditemui Media Asuransi, di kantornya beberapa waktu lalu.
Kini dia membawa perusahaan asuransi asal Malaysia ini membukukan kinerja cukup bagus di masa pandemi Covid-19 ini. Tahun 2020 lalu pertumbuhan premi perseroan sebesar 17 persen dibandingkan dengan tahun 2019.
Dato’ memiliki pengalaman lebih dari 25 tahun menjabat CEO dan senior manajemen dengan pengalaman kepemimpinan yang mengesankan. Tahun 1989 mendapat kesempatan untuk bergabung ke Schmidt Scientific Sdn Bhd. Di perusahaan dari Jerman inilah dia belajar dari nol semua aspek manajemen perusahaan, sampai akhirnya menjadi President & CEO Schmidt BioMedTech Asia Ltd pada tahun 2000. “Saya orang pertama di luar orang Jerman yang menjadi presiden dan CEO di perusahaan ini,” katanya.
Perjalanan karier selanjutnya membawa Dato’ memasuki bidang bisnis yang sama sekali berbeda yakni asuransi umum, di tahun 2010. Awalnya bergabung sebagai board of director, kemudian terpikir untuk menjadi chairman. Nah untuk menjadi chairman ini, seperti di Indonesia mesti fit and proper test dengan OJK, maka di Malaysia mesti melewati interview dengan Bank Negara Malaysia.
“Entahlah apa yang mereka lihat dari diri saya. Alhamdulillah dengan pengetahuan dasar mengenai business risk management dalam masa tugas saya di
perusahaan Tbk dan di Schmidt, akhirnya Bank Negara Malaysia yakin bahwa saya bisa memegang jabatan sebagai chairman di Kurnia Insurance. Ini perusahaan asuransi dengan pangsa pasar asuransi kendaraan bermotor terbesar di Malaysia,” jelasnya.
Saat diminta menjelaskan gaya kepemimpinannya, Dato menyatakan bahwa dia memiliki pendekatan dalam me-manage perusahaan, yakni filosofi 3+1 F. “F yang pertama adalah friendly. Walaupun sudah memiliki posisi yang tinggi, selalu ingat untuk menjaga sikap friendly. Kedua adalah fair. Jadi ukuran 1 meter itu sama untuk semua orang, tak peduli yang kita suka atau tidak. Ketiga adalah firm. Sudah ada F pertama dan F kedua, tapi jka tidak ada F yang ketiga, akan muncul masalah. Jadi harus pasti apa yang harus dilakukan dan tidak dilakukan. Kalau tiga faktor F ini sudah gagal, maka ada F yang keempat yakni fear. Namun saya jarang gunakan F yang keempat ini,” tuturnya. S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News