– Jika mendengar para eksekutif asuransi beraktivitas, pasti yang terbayang adalah kesibukan berbisnis dan mengelola perusahaan, hingga melupakan hari-hari ceria bersama keluarga. Namun tidak bagi eksekutif dari dua perusahaan asuransi dan reasuransi ini, PT Asuransi Jasaraharja Putera (JP Insurance) dan PT Reasuransi Nasional Indonesia (Nasre). Para eksekutif dua perusahaan ini terlibat dalam satu komunitas yang bernama Underwriters 4×4. Sebuah komunitas offroad dengan para peserta yang menggendarai mobil jenis Hardtop.
– Latar belakang dari Underwriters 4×4 ini adalah ‘JP-NASRE Land Cruiser Community’. Kegiatan ini merupakan salah satu aktivitas di luar ruang yang tidak formal antara Nasre dan ceding companynya, JP Insurance. Jika pertemuan demi pertemuan formal bersama direksi, sudah biasa dilakukan, namun di sini ada yang berbeda. Gathering-nya para underwriting asuransi yang dikemas dalam offroad mobil double gardan 4×4, sekalipun peserta tidak mesti para underwriter semua.
– Tidak hanya itu, berbagai kegiatan dalam komunitas ini melibatkan para istri dan anak-anak mereka. Artinya, di sini ada fun, family gathering, refreshing, dan yang tak kalah penting yaitu aksi sosial. Tagline JP-NASRE Land Cruiser Community adalah “Fun Healthy in Togetherness” yaitu adanya spirit dengan kegiatan touring dan offroad yang akanmembentuk value keceriaan, kesehatan, dan kebersamaan.
– Pencetus ide pembentukan komunitas ini, Direktur Operasi JP Insurance Rahmat Slamet menceritakan organisasi ini lahir tanggal 23 Oktober 2016. Pada tanggal itu, kisah Rahmat, peserta langsung membentuk semacam susunan pengurus. “Direksi Jasaraharja Putera dan Nasre bertindak sebagai pelindung. Untuk ketua, dipilih sosok yang sudah malang melintang di dunia offroad yaitu Kepala Cabang JP Insurance Bandung. Begitu juga dengan program kerja, dan penganggarannya plus alokasi bantuan sosial, kita langsung susun,” ungkap Rahmat kepada Media Asuransi.
– Soal pengalaman yang sangat berkesan, bagi Rahmat yang tak terlupakan adalah saat offroad ke Lampung. Saat itu, katanya, ada tanah longsor sehingga jalur yang seharusnya dilewati ditutup dan akhirnya mengambil jalur yang berbeda. “Jam 11 malam baru sampai di hotel. Pada saat itu belum banyak yang berpengalaman. Sebenarnya jalan yang kita lalui itu bukan jalan mobil, tapi jalan air. Dari pengalaman itu kemudian kita mulai memberikan diklat untuk memahami teknik offroad. Mulai dari mengemudi, hingga mengatasi hambatan-hambatan yang biasa dihadapi di medan. Dan, cara menggunakan tali-menali untuk menarik mobil,” kisahnya.
– Untuk kepesertaan, Direktur Utama Nasre Edhie Mulyono yang menjadi salah satu pelindung komunitas ini mengaku kalau sudah punya konsep, bahwa ini bergabungnya dua perusahaan untuk saat ini bentuk cikal-bakalnya terlebih dahulu. “Nantinya jika ada peserta dari perusahaan lain ingin gabung, para pendahulu pasti welcome. Dan sudah ada juga dari perusahaan lain ingin gabung. Jadi kita nantinya tidak akan membatasi kepesertaan. Mungkin bukan anggota, ya. Tetapi sesekali bisa ikut kegiatan kami offroad,” tuturnya.
– Rahmat menambahkan, saat ini jika sedang mengadakan kegiatan offroad bulanan, konvoi sekitar 15-an mobil. “Semua anggota, plus istri dan anak-anak. Jadi setidaknya lebih dari 50 orang sekali jalan,” katanya. Offroad dengan mobil ini sangat mengasyikkan, walau bisa membahayakan kalau tidak hati-hati. Dalam konvoi, tambahnya, juga harus ada manajemen formasinya. Urutan mobil, tidak bisa sembarangan. Harus dipilihkan jenis dan kemampuan mobil maupun pengendara yang pas.
– Memilih mobil Hardtop sebagai yang utama, menurut Rahmat karena mobil ini termasuk jenis mobil tua, tapi sehat, dan ‘berwibawa’. “Ibarat macan, sekalipun tua, ompong, dan sedang tidur, binatang lain masih sungkan. Kita juga ingin membikin karakter pribadi kita seperti hardtop ini. Yang penting, di medan itu menguasai kendaraan, emosi, dan rintangan arena,” katanya.
– Edhie Mulyono awalnya hanya ikut-ikutan saja dalam komunitas ini. Awalnya untuk menyetir pun dirinya meminta orang lain yang sudah berpengalaman, dia hanya menjadi penumpang. Saat menyetir sendiri, Edhie baru merasa asyiknya kegiatan offroad tersebut dan ketagihan dengan kegiatan ini. Menurutnya, setiap tantangan di medan punya keunikan sendiri-sendiri. Terjal, naik turun, basah, berlumpur, berbatuan. Adrenalin saat itu memang betul-betul terpacu.
– Untuk mengatasi tantangan di jalur offroad, lanjut Edhie, setiap orang punya seninya sendiri. Kalau orang melihat, mungkin biasa-biasa saja dan menilai kalau satu orang bisa lolos di satu rintangan, pasti yang lain pun bisa. Tetapi ternyata tidak, bahkan ada yang berpuluh kali mencoba, akhirnya juga dibantu juga oleh orang lain. Faktornya bisa dari kendaraan, bisa juga dari orangnya. Namun akselerasi antara kendaraan dan orangnya juga harus sehati dan ada chemistry, serta harus dengan perhitungan yang matang. “Harus dapat mengendalikan emosi, tidak asal tancap gas dan main kopling. Semua ada timing-nya. Oleh karenanya tidak direkomendasikan setiap turun ke medan menggunakan mobil teman. Harus mobil yang sudah biasa dikendarai,” ungkapnya.
– Saat ditanya anggaran untuk aktivitas ini, Edhie mengungkapkan acara ini adalah gathering bersama kelurga dan relasi, fun, menikmati alam, aksi sosial, dan refreshing. “Kami ingin membangun image bahwa kegiatan ini bukan untuk mewah mewahan. Mobil pun tidak harus paling bagus, paling sekitar Rp150 juta sudah bisa,” katanya.
– Terkait aksi sosial yang dilakukan saat offroad, Edhie mengakui di beberapa kunjungan memang dianggarkan untuk membantu masyarakat setempat. Niatnya agar tidak hanya menikmati kesenangan sendiri, namun, para peserta juga bisa menyampaikan keberkahan untuk orang lain yang membutuhkan. Ada beberapa tempat aksi sosial yang dilakukan Underwriters 4×4, seperti di daerah Suka Warna, Jawa Barat (Jabar). Begitu juga baru-baru ini, menyerahkan santunan di daerah Sukabumi, Jawa Barat. “Jadi kita tidak sekedar tour, ada kombinasi dengan aksi sosial,” tuturnya.
– Soal anggaran dana dalam aksi ini, baik Rahmat maupun Edhie mengaku untuk sementara ini, dananya masih dari urunan anggota. Namun sekali-kali juga ada dari sponsor. “Sudah mulai ada sponsor. JP-NASRE Land Cruiser Community berharap ke depan ini pengumpulan dana untuk aksi sosial ini bisa berkesinambungan,” tandasnya.
– Manfaat besar dari kegiatan ini, juga dirasakan oleh Director of Operations PT Reasuransi Nasional Indonesia Erlan Risdiyanto yang juga tergabung dalam komunitas Underwriters 4×4 ini. Erlan mengatakan yang paling utama adalah silaturrahmi bersama tim. Dari sini dapat dibina kekompakan, sehingga dalam pekerjaan pun ada semangat baru.
– Menurut Erlan, anggota komunitas ini berasal dari berbagai jabatan dan umur. Anggota tertua adalah Direktur Utama PT Asuransi Jasaraharja Putera Suntoro yang memiliki koleksi Toyota Hardtop buatan 1976. “Bukankah jika memperbanyak silaturrahim akan menambah rezeki dan kesehatan. Selain itu, dengan acara ini, komunikasi bersama teman-teman bukan saja secara formal saja, namun juga komunikasi informal dibutuhkan. Dan, saya yakin dengan mengikuti kegiatan sepertiini, akan meningkatkan produktifitas bagi peserta,” ungkap Erlan.
– Soal dukungan keluarga, ketiga eksekutif asuransi ini mengaku kalau kegiatan ini mendapat dukungan para istri. Bahkan, saat di perjalanan mereka begitu menikmati. “Seperti beberapa waktu lalu, kita sempat menginap di tenda. Itukan experience yang luar biasa bagi anak dan istri kita. Rasanya kalau bukan masa pramuka, kita tidak melakukan itu. Apalagi ini bersama keluarga. Ini ‘kan family gathering. Bahkan dengan mengajak istri, kita juga terdorong untuk memaksimal safety, baik dari segi kendaraan, maupun dari cara berkendara. Karena ada yang mengingatkan,” ungkap Rahmat. S. Edi Santosa/B. Firman
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News