Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menggelar acara International Insurance Seminar (IIS) yang kelima kalinya, di Jakarta, 23 April 2019. Seminar yang dihadiri oleh sekitar 300 eksekutif asuransi dalam dan luar negeri ini merupakan agenda tahunan AAUI yang sudah berlangsung sejak lima tahun lalu.
Dalam seminar tahun ini, AAUI mengangkat tema “Natural Catastrophe On the Move” mengingat tingginya potensi bencana alam di Indonesia sehingga berdampak pada kerusakan ekonomi dan korban jiwa yang tidak sedikit.
Ketua Umum AAUI Dadang Sukresna menyatakan bahwa dengan mengangkat tema seminar terkait kebencanaan ini, diharapkan dapat menjadi ajang bagi para pelaku industri asuransi umum untuk berdiskusi dan menjalin hubungan dengan mitra bisnisnya. “IIS merupakan agenda tahunan AAUI yang selalu ditunggu-tunggu oleh para pelaku industri asuransi umum, sebagai ajang memberikan pandangan serta berdiskusi antara pelaku industri. Pada tahun ini AAUI fokus membahan tentang manajemen risiko bencana alam melalui asuransi. Meski bencana alam tidak bisa dihalangi, bukan berarti tidak ada yang bisa dilakukan,” ungkap Dadang.
Sementara itu, Ketua Bidang Hubungan Internasional AAUI Adi Pramana menjelaskan bahwa tema ini juga sebagai bentuk jawaban dari masyarakat terkait apa saja yang dapat dilakukan oleh industri asuransi umum dalam menjalankan manajemen risiko bencana alam untuk masa yang akan datang. “Kami ingin industri asuransi umum lebih mengambil peranan dalam menyejahterakan masyarakat, mengurangi beban keuangan pemerintah dalam mengatasi bencana, dan ikut serta dalam memajukan pereknomian bangsa. Oleh karena itulah, AAUI dengan dukungan penuh dari pemerintah serta para pelaku industri dalam dan luar negeri, ingin memberikan pandangan yang seluas-luasnya tentang bagaimana mengelola risiko bencana melalui asuransi di masa yang akan datang,” tutur Adi.
Acara seminar ini dibagi dalam dua sesi. Sesi pertama dimoderatori oleh Vice President PT Asuransi Multi Artha Guna (MAG) Thomas Paitimusa, serta tiga orang nara sumber yaitu Associatte Director AEON Benfield Himavart Malugu yang mengangkat topik ‘Impact of Climate Change on Natural Catastrophe Risk’. Pembicara kedua adalah Direktur PT Reasuransi MAIPARK Indonesia Heddy Agus Pritasa dengan topik ‘Do We Need to Recalibrate Current Model or Create New Ones?’. Pemibacara ketiga adalah Head of Property Treaty SEA and India Munich Re Wilfrid Goh yang membahas ‘How to Utilize Technology to Help Managing Nat Cat Risk’.
Sementara sesi kedua dimoderatori oleh Direktur PT Asuransi Tripakarta Ade Zulfikar. Juga menghadirkan tiga nara sumber, yaitu Former CEO of Ogilvy Indonesia Anne Ridwan dengan topik ‘How to Engage Customer to Catastrophe Manage’. Pembicara kedua adalah Senior Vice President of The National Reinsurance Corporation Philipines Alexander Reyes yang membahas ‘The Role of Insurance Industry to Relieve Economic Burden’. Serta pembicara terakhir adalah Chief Executive Aceh Disaster Management Agency Teuku Ahmad Dadek dengan topik ‘What Can Central and/or Local Government Do?’
Hadir menyampaikan keynote speech pada seminar ini adalah Direktur Pengawas Asuransi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ahmad Nasrullah yang menjelaskan bahwa Indonesia memiliki potensi kerusakan yang besar akibat bencana alam karena berada di kawasan cincin api dan jalur pegunungan berapi. Kondisi tersebut belum diimbangi oleh proteksi asuransi terhadap aset-aset yang rentan terdampak bencana, seperti properti dan infrastruktur. “Untuk meningkatkan kesadaran serta keamanan aset properti, sudah dibentuk konsorsium asuransi barang milik negara. konsorsium tersebut diharapkan dapat mendorong kesadaran masyarakat berasuransi untuk seluruh propertinya,” ujarnya. B. Firman
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News