1
1

AAUI Selenggarakan Seminar Internasional tentang Bencana Alam

Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menyelenggarakan 7th AAUI International Insurance Seminar dengan tema ‘Catastrophe Management: Harnessing Local and Global Insurance Industry”. Acara seminar internasional ini diselenggarakan secara virtual (daring), 30 April 2021.

Ketua AAUI, HSM Widodo, saat menyampaikan sambutan mengatakan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan risiko bencana alam yang tinggi. Hal ini tak lepas dari posisi Indonesia yang berada di atas ‘cincin api Pasifik’. Selain adanya risiko erupsi gunung berapi, Indonesia juga berisiko terhadap bencana alam berupa gempa bumi dan tsunami. Bencana alam ini berdampak besar bagi perekonomian nasional.

Di sisi lain, menurut Widodo, pemanasan global juga melahirkan ancaman bencana alam, termasuk bagi Indonesia. “Indonesia sebagai salah satu negara yang paling rawan bencana di dunia, telah secara resmi meluncurkan Strategi Pembiayaan Pembiayaan dan Asuransi Risiko Bencana Nasional (DFRD). Implementasi dari strategi tersebut adalah diluncurkannya Asuransi Barang Milik Negara pada tahun 2019,” jelasnya.

Widodo juga menjelaskan bahwa tujuan utama dari manajemen risiko bencana di antaranya untuk melindungi keuangan negara dan penduduk. Langkah itu memungkinkan diterapkan melalui mekanisme pembiayaan risiko yang berkelanjutan, sesuai rencana, efisien, dan transparan.

Sementara itu, Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Kebijakan dan Regulasi Jasa Keuangan dan Pasar Modal, Arif Baharudin, saat menyampaikan pidato kunci menyatakan bahwa tema seminar ini sangat relevan dengan beberapa kejadian terakhir. Menurutnya, asuransi dapat menyediakan proteksi finansial bagi pemerintah, sektor swasta dan komunitas, untuk mencegah guncangan ekonomi pascakejadian bencana alam. “Akan lebih cepat pemulihan dan pembangunan kembali, karena menyediakan pendanaan pascabencana dan likuiditas segera, pascakejadian,” katanya.

Selain itu, Arif menambahkan bahwa asuransi juga dapat mempromosikan upaya pengurangan risiko, melalui insentif finansial atau pengumpulan dana untuk mitigasi. Peran-peran tersebut dan manfaatnya dapat disampaikan melalui asuransi jika ada ekosistem yang terintegrasi dari manajemen risiko, serta dukungan yang cukup dari pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya. “Ekosistem ini meliputi kemampuan dari pemerintah, sektor swasta, dan komunitas untuk me-manage risiko dari bencana alam dan persiapan yang dapat mereka lakukan dama beberapa tahap, yakni sebelum bencana, respons emergensi, dan pascabencana,” jelas Arif.

Wakil Ketua AAUI Untuk Bidang Hubungan Internasional AAUI Heddy Agus Pritasa mengatakan, tujuan dipilihnya tema tentang manajemen bencana adalah untuk memberikan pandangan dan gambaran terkini mengenai sejumlah langkah yang dapat dilakukan industri asuransi dalam mitigasi risiko bencana di Indonesia. Secara khusus AAUI juga menghadirkan pemerintah sebagai narasumber dalam seminar kali ini.

Moderator seminar internasional ini adalah President Director PT Great Eastern General Insurance Indonesia, Aziz Adam Satar. Sementara itu para pembicara yang menyampaikan materi adalah: Direktur Pengembangan Bisnis PT Jasa Indonesia (Asuransi Jasindo), Diwe Novara. Direktur Barang Milik Negara (BMN) Direktorat Jenderal kekayaan Negara (DJKN) Kemenkeu RI, Encep Sudarwan. Direktur Teknik PT Reasuransi Maipark Indonesia, Heddy Agus Pritasa. Julien Galzy, Underwriting Manager Scor Re. Obuse Masaki, Assistant General Manager of Japan Earthquake Reinsurance. Benedikt Signer, Senior Financial Sector Specialist, World Bank. Tony Gallagher, Chief Executive Officer of the Pacific Region Guy Carpenter. S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Duhita Rahma Mahatmi: Fungsi Komunikasi Penting dan Strategis bagi Perusahaan
Next Post OJK Optimalkan Kebijakan Stimulus untuk Percepat Pemulihan Ekonomi

Member Login

or