Lembaga Pendidikan Asuransi Indonesia (LPAI) menggelar acara seminar dengan mengusung tema “Distruption and Strategic Regeneration of Human Resources in Millenial Era”. Seminar yang diadakan menjelang akhir tahun ini merupakan bentuk sumbangsih LPAI terhadap segenap pelaku industri asuransi terkait langkah-langkah atau persiapan yang akan diambil dalam menghadapi era milenial dan digital di tahun-tahun mendatang.
Seminar yang dilaksanakan di Jakarta, 5 Desember 2018 ini, melibatkan tokoh-tokoh yang berpengalaman di dunia bisnis. Mereka diantaranya adalah Direktur Utama PT Asuransi Adira Dinamika (Adira Insurance) Julian Noor yang memaparkan tentang tata cara mengelola SDM zaman terkini. Pembicara kedua adalah Head of Directorate Human Capital and General Administration PT Asuransi Central Asia (ACA) Anton Lie yang menjelaskan apa itu generasi millennial, pola pikir generasi millennial, peran generasi millennial terhadap perusahaan, dan juga bagaimana cara perusahaan bisa mengakomodasi keinginan generasi millennial tanpa melanggar peraturan perusahaan yang sudah berjalan. Nara sumber ketiga adalah motivator bisnis, Lie Seng Cuang, yang memberikan pandangan terhadap para peserta terkait pola bisnis di masa yang akan datang agar terhindar dari ancaman distrupsi.
Seminar setengah hari yang diikuti oleh para Direksi dan Pimpinan HRD dari berbagai perusahaan asuransi ini dipandu oleh Ketua Sekolah Tinggi Manajemen Risiko dan Asuransi (STIMRA) Hotbonar Sinaga. Direktur LPAI Mairizal Meirad mengatakan acara ini merupakan seminar yang ketiga sepanjang tahun 2018. Dia tegaskan, LPAI akan terus berperan dalam memberikan ilmu pengetahuan dan wawasan kepada para pegiat asuransi di Indonesia, demi perkembangan industri perasuransi di masa mendatang.
Mairizal menambahkan bahwa tema yang diusung pada seminar ini sengaja disuguhkan mengingat tantangan dan strategi bisnis asuransi, harus menjadi perhatian perusahaan dalam mengelola sumber daya manusia dalam rangkan menyongsong era milenial ke depan. Topik seminar ini, lanjutnya, merupakan topik yang sesuai dengan kebutuhan dalam pembinaan SDM yang kadangkala terabaikan, karena kebanyakan eksekutif asuransi hanya fokus pada masalah teknis saja. “Kami menyadari bahwa dalam berbagai bidang usaha, ataupun aktivitas apapun, faktor SDM ini merupakan kunci yang sangat menentukan. SDM belakangan ini jauh berbeda dengan kepribadian dan perilaku bisnisnya pada lima atau 10 tahun yang lalu. Oleh karena itu, kaderisasi dalam satu perusahaan sangat dibutuhkan sehingga harus ada konsistensi peningkatan kualitas SDM melalui pelbagai pendidikan dan pelatihan. Baik secara internal mapun berkolaboransi dengan lembaga pendidikan yang ada,” tuturnya.
Sementara itu Direktur Pengawasan Asuransi dan BPJS Kesehatan Otoritas jasa Keuangan (OJK) Ahmad Nasrullah menegaskan bahwa ancaman disrupsi itu memang nyata bagi industri perasuransian di era milenial ke depan. Bahkan, untuk saat ini sudah ada perusahaan yang betul betul terkena imbas disrupsi ini. “Paradigma disrupsi ini, bukan saja yang terkait dengan masalah teknologi, tapi juga menyangkut dengan sumber daya manusia saat ini,” katanya saat menberikan sambutan.
Nasrullah menambahkan, jika melihat dari kecenderungan generasi milenial saat ini lebih banyak kepada urusan yang simpel-simpel saja, namun memberikan efek yang cukup signifikan. Menjadi tugas dari pelaku industri asuransi adalah bagaimana me-manage sumber daya milienial ini dalam mengahadapi perubahan paradigma yang terjadi saat ini.
Menurut dia, OJK selalu mendukung segala bentuk upaya untuk kemajuan dan kebaikan industri asuransi. Termasuk dalam penggabungan pengelolaan suber daya manusia dan digitalisasi asuransi dengan teknologi terkini. “OJK tentunya juga punya tanggung jawab teknologi dalam mengambangkan industri asuransi. Salah satunya yaitu dengan mengembangkan program insurtech. Ini kami support sepenuhnya untuk peningkatan industri. Kalau masalah SDM, memang menjadi perhatian setiap perusahaan terkait ancaman disruption. Sebab, teknologi digital ini dari satu sisi sebagai ancaman, namun di sisi lain merupakan opportunity bagi industri,” ungkap Nasrullah. B. Firman
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News