Industri perasuransian di Indonesia kembali merayakan Hari Asuransi yang jatuh setiap tanggal 18 Oktober. Hari khusus industri asuransi tahun ini terasa berbeda dengan perayaan di tahun-tahun sebelumnya karena dirayakan di tengah pandemi Covid-19. Pada momentum ini, industri perasuransian di tanah air ditantang untuk dapat beradaptasi dengan tuntutan bisnis modern, termasuk tren transformasi digital, sebagai respons tuntutan new normal.
Dewan Asuransi Indonesia (DAI) bersama dengan seluruh asosiasi perasuransian, dalam konferensi pers pada 8 Oktober 2020, mengimbau kepada seluruh anggotanya untuk mengadakan beberapa kegiatan yang relevan di tengah pandemi Covid-19. DAI telah mengagendakan sejumlah acara seperti, webinar literasi asuransi, Industry Social Responsibility, dan bulan menulis asuransi. Webinar ini juga dilakukan oleh cabang asosiasi industri perasuransian yang tersebar di seluruh daerah dengan sasaran audience berbagai komunitas masyarakat.
Anggota DAI terdiri dari Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Asosiasi Asuransi Jaminan Sosial Indonesia (AAJSI), Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI), Asosiasi Perusahaan Pialang Asuransi dan Reasuransi Indonesia (APPARINDO), Asosiasi Penilai Kerugian Asuransi Indonesia (APKAI), Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia (AAMAI), Perkumpulan Ahli Manajemen Jaminan dan Asuransi Kesehatan Indonesia (PAMJAKI), Asosiasi Ahli Pialang Asuransi dan Reasuransi Indonesia (APARI), Indonesia Senior Executive Association (ISEA), Islamic Insurance Society (IIS), dan Komunitas Penulis Asuransi Indonesia (KUPASI).
Pandemi Covid-19 telah memberi dampak kepada penurunan jumlah pendapatan premi yang dialami oleh seluruh sektor perasuransian yang ada. Jika dibandingkan dengan jumlah pendapatan premi yang diterima year on year (yoy), terjadi penurunan sebesar -2,5 persen untuk asuransi jiwa dan penurunan -0,10 persen untuk asuransi syariah di semester pertama, serta penurunan -6,1 persen untuk asuransi umum untuk kuartal kedua tahun ini.
Ketua Umum DAI HSM Widodo menyampaikan bahwa dalam menghadapi kondisi dan situasi yang terjadi saat ini, diperlukan adaptasi proses bisnis dan operasional dalam strategi bisnis perusahaan perasuransian ke depan agar industri dapat bangkit sebelumnya. “Penerapan online system pada aktivitas dan operasional perusahaan dapat menjadi salah satu solusi, namun diperlukan percepatan adaptasi inovasi agar bisa memulai peralihan ke sistem digitalisasi dalam kondisi saat ini,” kata Widodo dalam jumpa pers Hari Asuransi 2020 di Jakarta, 8 Oktober 2020.
Harapannya, lanjut Widodo, dengan adanya perubahan sistem yang dilakukan perusahaan tersebut maka akan terjadi peningkatan inklusi keuangan khususnya di industri perasuransian yang berkontribusi terhadap perekonomian nasional. Hal ini sebagaimana tertuang pula dalam Perpres Nomor 82 Tahun 2016 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI).
Dia mengatakan, industri perasuransian menghadapi tekanan yang cukup signifikan akibat pandemi Covid-19. Yang tecermin dari penurunan premi industri jika dibandingkan dengan jumlah pendapatan premi yang diterima secara yoy. Namun Widodo optimistis, setelah melewati masa-masa sulit, bisnis industri perasuransian di Indonesia akan mengalami perbaikan pada 2021. “Karena kontraksinya semakin memburuk, perbaikan yang akan kita dapatkan di tahun 2021 juga terlihat akan semakin membaik,” ujarnya
Sementara itu, hingga akhir tahun 2020, Widodo memperkirakan industri asuransi masih akan terkontraksi imbas dari pandemi. Kondisinya sudah dapat dilihat, kontraksi pasti ada. Tentunya ada halhal yang controllable yang harus kita lakukan sekarang untuk persiapan terkait hal itu.
Industri perasuransian, menurut Widodo, juga terus berupaya meningkatkan penetrasi asuransi melalui literasi inklusif kepada semua segmen masyarakat. Dengan adanya dorongan dari sisi internal dan eksternal industri perasuransian yang dilakukan saat ini, diharapkan ke depannya penyedia layanan asuransi dapat menciptakan dan memperkenalkan asuransi dengan fitur produk yang mudah dipahami dan dibutuhkan.
Widodo mengatakan, kegiatan yang dilakukan oleh industri perasuransian ini merupakan salah satu bentuk dukungan terhadap kegiatan Bulan Inklusi Keuangan (BIK) yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai upaya dalam meningkatkan literasi dan inklusi asuransi. Dengan mengangkat tema “Mari Berasuransi” dan subtema “Aksi Literasi Asuransi Inklusif untuk Industri Asuransi yang Maju dan Modern”.
Peringatan Hari Asuransi tahun 2020 juga dilakukan de ngan kegiatan Industry Social Res ponsibility yang ditujukan kepada masyarakat terdampak pandemi Covid-19. DAI beserta asosiasi anggotanya mengajak seluruh pelaku industri perasuransian untuk bersama-sama menunjukkan empati terhadap masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19 tersebut agar dapat mempercepat pemulihan perekonomian di masyarakat.
Pelaku industri jasa perasuransian memandang kegiatan sosial ini akan membantu daya tahan masyarakat terdampak Covid-19 sehingga dapat tetap menjalankan aktivitas ekonominya. Kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu dengan memberikan donasi berupa kebutuhan pokok dan produk-produk asuransi yang saat ini dibutuhkan.
Melalui kegiatan ini, lanjut Widodo, diharapkan dapat menggambarkan tujuan bersama industri perasuransian dalam meningkatkan pemahaman asuransi, khususnya dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan untuk mendorong ketersedian akses dan layanan keuangan yang maju dan modern yang bisa menyentuh seluruh lapisan masyarakat di Indonesia.
DAI Bersama KUPASI juga mengajak masyarakat, profesional, dan para akademisi untuk bersamasama menayangkan ide dan pemikiran dalam bentuk tulisan yang memberikan semangat positif bahwa pandemi Covid-19 akan segera berakhir dan ekonomi masyarakat akan kembali pulih seperti sebelumnya. Kegiatan membuat tulisan bebas popular ini akan dikemas sebagai Bulan Menulis Asuransi sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Hari Asuransi 2020. W. Widiastuti
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News