1
1

STIMRA Mewisuda 78 Lulusan Sarjana dan Diploma

  Sekolah Tinggi Manajemen Risiko dan Asuransi (STIMRA) mewisuda 78 lulusan yang telah menyelesaikan pendidikan tahun akademisi 2017-2018. Wisuda dilakukan di Jakarta, 19 Desember 2018. Para wisudawan dan wisudawati tersebut secara resmi mendapat gelar akademis menurut tingkatan jenjang program masing-masing, diantaranya Program Strata (S-1) sebanyak 54 lulusan di bidang Manajemen Asuransi dan Manajemen Aktuaria, serta Diploma (D-3) Asuransi sebanyak 24 lulusan.

   Ketua STIMRA Hotbonar Sinaga saat memberikan sambutan mengatakan, para wisudawan dan wisudawati bukan hanya berbekal gelar akademik, namun yang lebih penting adalah penguasaan atau knowledge yang dapat mengantarkan mereka dengan mudah ke jenjang karier yang diinginkan. Industri asuransi, merupakan bidang khusus yang tenaganya banyak dibutuhkan dengan potensi pekerjaan tidak hanya khusus di perasuransian, bahkan di bidang-bidang lain pun dapat berperan.

  Kepada para wisudawan, Hotbonar memberikan wejangan bahwa gerbang wisuda adalah langkah pertama untuk menggapai masa depan yang cerah. Dengan motto “Learning is Never Ending” para alumni harus tetap belajar sembari bekerja. “Perdalamlah ilmu, karena ilmu tidak pernah ada yang statis, selalu berkembang,” katanya.

  Hotbonar yakin, dengan dukungan industri perasuransian nasional, STIMRA akan terus mencetak tenaga-tenaga yang dibutuhkan. Para alumni diharapkan akan dapat bersaing dengan SDM perasurasian yang berasal dari negara lain, atau sesama Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Semenjak tahun 1998 hingga 2018, STIMRA telah mencetak 1.125 alumni yang tersebar di seluruh Indonesia, termasuk yang berkarier di industri perasuransian.

   Koordinator Kopertis Wilayah III Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) Ilah Sailah, secara tertulis menyampaikan apresiasinya kepada para perangkat STIMRA yang telah menunjukkan kesungguhannya dalam memperbaiki kualitas pendidikan secara terus menerus. Lebih jauh, Ilah mengingatkan zaman telah berubah. Pengaruh kemajuan teknologi dan informasi, begitu dahsyat yang terkadang juga mempengaruhi perilaku masyarakat dalam kehidupan sehari hari. Namun kemajuan teknologi tersebut diharapkan dapat memberi efek positif terhadap pendidikan di era ini.

   Pendidikan di era industri 4.0 ini, lanjut Ilah, harus selalu dapat menyeimbangkan antara hard skills dan soft skills. Pendidikan tatap muka pada saat di kelas dan bimbingan tugas akhir secara intensif, menjadi momentum ynag baik untuk penularan sikap dan perilaku yang telah dirancang. “Beberapa terobosan untuk pembelajaran kewirausahaan harus tetap dikembangkan, seiring dengan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang pesat dan tidak dapat dibendung lagi. Penularan passion, persisten, dan pantang menyerah wajib dilakukan oleh para dosen secara konsisten,” pesan Ilah.

   Sementara itu, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB-UI) dan Wakil Kepala Lembaga Manajemen FEB-UI Willem A. Makaliwe tampil memberikan orasi ilmiah yang bertema “Ekonomi Indonesia pada 2019-2023 dan Urgency Kebijakan Counter-Cyclical”.

  Willem mengatakan bahwa pertumbuhnan ekonomi menjadi salah satu dari dua sasaran kebijakan makroekonomi, selain pengendalian inflasi. Data empiris menunjukkan pada awalnya dua sasaran tersebut sulit untuk direalisasikan secara bersamaan. Bahkan penguatan salah satu dari keduanya akan melemahkan yang lain (trade-off). Namun sejalan waktu, kedua sasaran tersebut dimungkinkan tercapai bersamaan, artinya dapat membaik ataupun memburuk (stagflasi).

   Pada kesempatan ini, Willem juga memaparkan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara. Baik itu faktor eksternal yang berhubungan dengan sengketa perdagangan, maupun yang terkait dengan faktor domestik yang dapat membawa pengaruh positif atau negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. “Kebijakan untuk meredam gejolak nilai tukar dan mengurangi difisit transkasi berjalan pada 2018, tentu akan membawa pengaruh pada tahun berikutnya,” jelas dia. B. Firman

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Agen Asuransi Perlu Mindset Enterpreneur
Next Post Perkembangan Industri Asuransi ASEAN dan Revolusi Industri 4.0

Member Login

or