1
1

Pendapatan Adaro Andalan (AADI) Terkoreksi 10% Akibat Penurunan Harga Batu Bara

PT Adaro Andalan Indonesia Tbk bagian dari Adaro Group, perusahaan ini bertindak sebagai perusahaan induk yang mengoperasikan bisnis di segmen batubara termal, logistik, lahan, investasi, dan kelistrikan. | Foto: adaroindonesia.com

Media Asuransi, JAKARTA – PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) mencatatkan pendapatan sebesar US$5,32 miliar sepanjang 2024 atau turun 10% dari periode sama 2023. Penurunan pendapatan ini dipicu oleh penurunan harga batu bara.

Pada periode sama AADI mencatat laba inti US$1,04 miliar dan EBITDA operasional US$1,32 miliar pada 2024, serta margin EBITDA operasional yang memuaskan sebesar 25%.

|Baca juga: OJK Tetapkan Saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk Sebagai Efek Syariah

Perseroan mencatat kenaikan 7% pada volume penjualan hingga menjadi 68,06 juta ton (terdiri dari penjualan 65,85 juta ton batu bara termal dan 2,21 juta ton batu bara metalurgi), melampaui target volume penjualan batu bara termal yang ditetapkan berkisar 61 juta ton–62 juta ton.

Namun, seiring melemahnya harga batu bara, pendapatan perusahaan turun 10% menjadi US$5,32 miliar karena penurunan 17% pada harga jual rata-rata (ASP).

|Baca juga: Adaro Energy (ADRO) Terus Upayakan Ekspansi Strategis dan Diversifikasi Segmen Non Tambang Batu Bara

Sejalan dengan rencana investasi, belanja modal dinaikkan 36% menjadi US$370 juta. Belanja modal ini terutama digunakan untuk investasi pada PT Kaltara Power Indonesia (KPI), tongkang untuk PT Adaro Logistics dan anak-anak perusahaannya, dan sarana pendukung di rantai pasokan perusahaan.

Presiden Direktur dan Chief Executive Officer, Julius Aslan mengatakan pihaknya senang karena dapat melaporkan satu lagi tahun dengan kinerja yang memuaskan, dengan pencapaian yang lebih tinggi dalam volume pengupasan lapisan penutup, produksi, maupun penjualan.

“Penurunan EBITDA operasional pada FY24 terutama diakibatkan oleh melemahnya harga batu bara dunia, suatu kondisi yang tidak dapat kami kendalikan karena batu bara adalah komoditas yang bergerak mengikuti siklus. Namun, rekam jejak kami yang solid dalam mengarungi siklus batu bara adalah bukti resiliensi serta keahlian kami di sektor ini,” katanya dalam keterangan resmi dikutip, Jumat, 7 Maret 2025.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Lindungi Aset dari Cuaca Ekstrem, Asuransi Properti Solusinya
Next Post Terbitkan Global Bond US$350 Juta, Cikarang Listrindo (POWR) Tetapkan Bunga 5,65%

Member Login

or