1
1

BEDAH SAHAM: Proyeksi Laba ANTM Diturunkan, Apa Penyebabnya?

Kantor Pusat PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). | Foto: Antam

Media Asuransi, JAKARTA – Beban opex yang lebih tinggi dari perkiraan dinilai menjadi penyebab capaian kinerja laba bersih PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menjadi di bawah ekspektasi analis.

Melalui riset bertajuk Aneka Tambang (ANTM IJ) – Earnings below estimate due to higher opex, analis Mirae Asset Sekuritas, Juan Harahap, menjelaskan bahwa ANTM mencatat pendapatan sebesar Rp9,2 triliun (+14.1 qoq, +4.6% yoy) di 3Q21, menghasilkan pendapatan sebesar Rp26,5 triliun (+46.8% yoy) di 9M21, di atas ekspektasi Mirae dan konsensus (82.2%/88,0% dari kami/konsensus’).

Peningkatan pendapatan terutama didorong oleh peningkatan pendapatan dari segmen emas dan feronikel masing-masing sebesar +36,1% yoy dan +33,4% yoy. Pertumbuhan segmen emas didukung oleh peningkatan volume penjualan sebesar 20 ton (+33,5% yoy).

Per 3Q21, produksi feronikel ANTM tercatat flat sebesar 6.400 tni (+0,6% qoq, +0,7% yoy), yang berarti volume produksi di 9M21 sebesar 19.100 tni (-0,2% yoy), setara dengan 73,5% dari produksi perkiraan 26.000 tni.

Di sisi lain, volume penjualan feronikel meningkat 5,7% qoq menjadi 6.800 tni di 3Q21 tetapi masih mencatat penurunan secara kumulatif sebesar 18.800 tni (-3,2% yoy) di 9M21.

Dari sisi profitabilitas, ANTM membukukan laba bersih Rp550 miliar (+3,8% QoQ; -44,7% yoy) di 3Q21, sehingga laba bersih 9M21 menjadi Rp1,7 triliun (+104,7% yoy), di bawah perkiraan Mirae tetapi sejalan dengan konsensus 67,3% dan 70,8%, masing-masing.

Menurut Juan, hasil yang lebih rendah dari perkiraan ini disebabkan oleh opex yang lebih tinggi dari perkiraan karena kenaikan signifikan dari beban gaji, beban ekspor, ongkos angkut, dan asuransi.

|Baca juga: BEDAH SAHAM: Mencermati Kinerja Antam (ANTM) yang On Track

Beban ekspor dan pengangkutan yang lebih tinggi disebabkan oleh aktivitas ekspor yang lebih tinggi dibandingkan tahun lalu pada periode yang sama, seiring dengan pelonggaran pembatasan sosial pada 9M21.

Kami merevisi volume penjualan emas dan volume penjualan bijih nikel menjadi 27 ton (sebelumnya: 21 ton) dan 8,4 juta wmt (sebelumnya: 6,7 juta wmt) didukung oleh pencapaian angka operasional yang lebih tinggi dari perkiraan di 9M21.

Juan juga merevisi asumsi opex didukung oleh aktivitas ekspor yang lebih tinggi. Akibatnya, Juan merevisi turun perkiraan laba bersih ANTM 21F dan 22F masing-masing sebesar 5,0% dan 10,5% menjadi Rp2,4 triliun (+110,2% yoy) dan Rp2,9 triliun (+21,1% yoy).

Saat merevisi turun perkiraan tersebutJuan masih mempertahankan rekomendasi Beli kami di ANTM dengan target harga yang lebih rendah dari Rp3.200 (sebelumnya Rp3.250).

TP kami diturunkan menggunakan metode campuran metode penilaian EV/EBITDA yang sama dengan target ganda FY22F EV/EBITDA 15,2x (+0,5x deviasi std dari 4 tahun) dan metode penilaian FCFE (biaya ekuitas: 14,4%; terminal pertumbuhan; 4%).

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post IHSG Berpotensi Terkoreksi, Cermati 5 Saham Ini
Next Post Kantongi Kas Rp3,4 Triliun, Peringkat SMF Ditegaskan idAAA

Member Login

or